Mohon tunggu...
Nabila Raudhana
Nabila Raudhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas Padjajaran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perbandingan Implementasi Fungsi Partai Politik pada PDIP dan PSI

14 April 2022   08:00 Diperbarui: 14 April 2022   09:39 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai politik merupakan salah satu organisasi yang memiliki banyak fungsi sebagai wadah bagi masyarakat turut serta dalam proses politik.  Partai politik didirikan sebagai upaya mengkonsolidasi gagasan dan pikiran dari orang-orang yang memiliki tujuan yang selaras. Di negara demokrasi, khususnya Indonesia, partai politik ini memiliki fungsi yang cukup penting dalam pelakasanaan politik demokrasi. 

Partai politik berfungsi menjembatani pikiran masyarakat dalam pengelolaan negara dan mewujudkan kepentingan banyak orang. Setidaknya terdapat 4 fungsi yang menjadi urgensi bagi partai politik yaitu, fungsi sosialisasi politik, fungsi komunikasi politik, fungsi sebagai pengatur konflik dan fungsi rekrutmen politik.

Dalam tulisan ini, penulis memfokuskan bagaimana implementasi dari 2 fungsi partai politik di Indonesia, yaitu fungsi sosialisasi dan fungsi rekrutmen. 

Pertama, sebagai sarana sosialisasi politik, partai politik memiliki posisi untuk menyadari masyarakt tentang bagaimana bersikap dalam menghadapi suatu fenomena politik.  Partai politik juga berposisi sebagai penyambung dalam mensosialisasikan nilai-nilai politik kepada masyarakat. 

Dalam fungsi sosialisasi politik ini juga menjadi gambaran bagi masyarakat dalam memandang suatu partai politik dengan melihat bagaimana partai politik tersebut memperjuangkan kehendak serta kepentingan public. Dan manjadi gambaran pula bagaimana partai politik bertanggung jawab dalam memposisikan dirinya untuk menanam integrasi serta identitas nasional. 

Jika membahas mengenai fungsi partai politik sebagai sarana sosialisasi ini, setidaknya terdapat beberapa latar belakang mengapa sosialisasi politik ini menjadi penting bagi partai-partai politik di Indonesia. 

Pertama, berkaitan dengan rendahnya penanaman nilai serta orientasi politik pada masyarakat membuat kesadaran akan politik menjadi sangat minim. Hal inilah yang kemudian membuat politik kerap kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Selanjutnya berkaitan dengan upaya membentuk pemikiran politik yang independent dalam masyarakat tanpa adanya pengaruh dari orang lain. 

Terakhir, berangkat dari bagaimana pentingnya pendidikan politik mempengaruhi pembentukan karakter warga negara sebagai pihak yang kemudian dapat mempengaruhi dan dipengaruhi langsung dengan pemerintahan negara
 

Berkaitan dengan fungsi rekrutmen politik, partai politik memiliki posisi sebagai rekruter yang menjaring masyarakat berkompeten untuk dapat berpartisipasi dalam proses politik secara langsung. 

Rekrutmen yang dilakukan ini berkaitan dengan rekrutmen internal dalam kepungurusan partai politik maupun eksternal, dalam menyiapkan bakal calon pemimpin. Dalam hal eksternal, partai politik menjadi wadah untuk menyaring bakal calon pemimpin yang nantinya akan dipilih oleh rakyat baik sebagai anggota parlemen maupun sebagai pemimpin negara atau daerah. 

Partai politik memiliki kontribusi peran yang cukup penting dalam memperluas kader-kader politik yang kemudian diseleksi untuk menyiapkan kepada jenjang seleksi yang lebih luas. Kader yang bekompeten nantinya akan dilanjutkan berkompetisi untuk mendapatkan suara rakyat dalam memperebutkan jabatan-jabatan politik tertentu.

Pemahaman selanjutnya beranjak pada bagaimana implementasi fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana pada partai politik di Indonesia. Beragamnya partai politik di Indonesia menjadikan implementasi fungsi-fungsi partai politik pada setiap partai memiliki ciri khasnya masing-masing. 

Terdapat berbagai perbedaan yang kemudian muncul pada partai politik dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut. Pada tulisan ini saya akan membahas bagaimana kedua fungsi partai politik yaitu, fungsi sosialisasi dan fungsi rekrutmen dapat terlaksana khususnya pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang termasuk sebagai partai besar di Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang termasuk dalam partai cenderung baru di perpolitikkan Indonesia.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan salah satu partai yang cukup besar dalam perpolitikan di Indonesia. Partai ini menduduki perolehan kursi terbanyak pada Pemilu 2019 lalu, dengan menempati sebanyak 128 kursi di parlemen. 

Partai ini semula terbentuk sebagai gabungan dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno dengan beberapa partai politik lainnya. Semula, partai gabungan ini dikenal dengan sebutan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), lalu berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1 Februari 1999 oleh Megawati Soekarnoputri. 

Ideologi Pancasila yang dianut oleh partai ini merupakan sebuah dasar bagi PDIP untuk menjalankan politik yang berdaulat dan ekonomi yang independent. 

Pancasila sebagai ideologi berfungsi sebagai pengatur perilaku dan pengatur arah tujuan dalam mengimplementasikan arah gerak partai. Pada gagasannya, PDIP selalu berusaha berjalan selaras dengan kehendak rakyat untuk mewujudkan demokrasi yang berpihak kepada rakyat serta ekonomi yang independent.

Sebagai partai yang unggul dalam pemerintahan, PDIP tidak terlepas dari kewajibannya dalam mengimplementasikan fungsi partai politik. Dalam hal sosialisasi politik contohnya, PDIP memiliki strateginya sendiri untuk mengimplemntasikan hal tersebut. Sosialisasi yang dilakukan PDIP berkaitan dengan tujuannya dalam berupaya memperoleh suara masyaraka dan mendapatkan feedback dari masyarakat terkait posisi fungsi sosialisasi PDIP. 

Dalam mengimplementasikan fungsi sosialisasi ini, PDIP menggunakan dua strategi media, yaitu secara langsung dan melalui social media di internet. 

Sosialisasi secara langsung kerap kali dilakukan oleh PDIP melalui perwakilannya di daerah-daerah tertentu. Salah satunya di Temanggung Jawa Tengah, dapat terlihat di platform Instagram PDIP 12 April 2022 lalu, Yunianto sebagai Ketua DPRD melakukan sosialisasi secara langsung terkait Pancasila sebagai dasar negara. 

Dalam sosialisasinya tersebut Yunianto mengajak masyarakat untuk memaknai serta memahami Pancasila secara lebih komprehensif. Yunianto mengatakan bahwa masyarakat khususnya pemuda perlu berpartisipasi aktif dalam proses politik, terlebih di tengah kehidupan modern ini. 

Selain itu, pada Minggu 27 Maret 2022, dalam rangka memperingati HUT ke-49, PDIP menggelar sosialisasi terkait pentingnya menjaga kesehatan. Acara ini meriahkan dengan pelaksanaan perlombaan bersepeda serta perlombaan lari di Gelora Bung Karno Jakarta. 

Di tengah situasi pandemic Covid-19 ini, PDIP berupaya mengajak kader partai serta masyarakat untuk lebih aware lagi dalam menjaga kesehatan. Selain pelaksanaan sosialisasi, dalam pagelaran ini PDIP juga mengirimkan donasi sebanyak dua ribu sepatu yang diberikan kepada pelajar di Indonesia.

Di tengah pandemic covid-19 dan massifnya penggunaan sosial media oleh masyarakat, membuat PDIP tidak mengambil celah begitu saja untuk memperluas fungsi sosialisasinya. Selain melakukan kegiatan sosialisasi secara langsung, PDIP juga kerap kali menggunakan sosial media untuk memberikan informasi terkait politik pemerintahan maupun isu yang sedang hangat akhir-akhir ini dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. 

Seperti halnya partai politik lain, PDIP menggunakan media sosial sebagai saran sosialisasi karena dianggap lebih potensial serta efektif dalam penyaluran informasi dan meningkatkan popularitas partai. 

Pada platform Instagram utama @pdiperjuangan , PDIP telah memiliki 23.300 postingan dengan rata-rata postingan perhari mencapai 20-30 kali. Informasi yang diberikan pada platform ini berkaitan dengan proses pelaksanaan politik PDIP di seluruh wilayah Indonesia. 

Mulai dari informasi terkait kegiatan yang dilaksanakan oleh PDIP, informasi terkait penanganan pandemic covid-19 yang tengah mewabah saat ini, informasi terkait sosialisasi dan pendidikan politik hingga implementasi-implementasi kebijakan yang dilakukan oleh PDIP. 

Sosialisasi di media sosial ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan dan informasi politik yang dapat dijangkau secara langsung oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia serta memberikan informasi kepada masyarakat terkait focus perjuangan politik apa yang sedang digagas oleh PDIP. Selain melalui platform Instagram, PDIP juga memanfaatkan twitter sebagai salah satu media sosial yang paling banyak diminati oleh generasi milenial. 

Sama seperti pemanfaatan Instagram, pada media sosial twitter, PDIP memanfaatkannya sebagai sarana sosialisasi akan pendidikan politik sekaligus sebagai upaya promosi partai kepada masyarakat luas. Dengan memposting konten keberhasilan kader-kadernya, PDIP berupaya menarik perhatian masyarakat untuk meningkatkan perolehan suara. PDIP juga kerap kali memposting tweet berjenis updating untuk dapat lebih interaktif dengan masyarakat secara online.

Selain dalam hal sosialisasi politik, dalam memenuhi fungsi rekrutmen politik, PDIP memiliki strateginya sendiri dalam melakukan kaderisasi internal maupun eksternal partai. 

Rekrutmen yang ditujukan sebagai ajang menyeleksi dan menjaring anggota baru ini dilakukan oleh PDIP untuk memberikan pelajaran politik yang kemudian berpengaruh pada kehidupan dan terlaksananya tujuan partai politik. Rekrutmen yang dilakukan oleh PDIP ini bersifat terbuka tidak hanya terbatas pada internal partai, melainkan dari eksternal partai juga dalam menyaringan calon legislative. 

Terdapat beberapa kriteria umum dalam proses rekrutmen kader atau calon legislative pada PDIP. Diantaranya, calon memiliki usia yang cukup yaitu minimal 21 hingga berumur 50 tahun untuk menjadi calon anggota legislative. Selain itu penilaian objektif partai seperti sumber finansial, posisi, dan popularitas calon menjadi focus pada proses perekrutan calon anggota legislative PDIP. 

Hal ini karena mengingat PDIP sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia, sehingga proses rekrutmen tidak dapat asal memilih anggota, perlu adanya penjaringan mendalam bagi calon anggotanya. Meskipun begitu, proses rekrutmen PDIP tidak semerta-merta menyingkirkan peran kelompok marjinal, salah satunya perempuan. 

Dalam hal ini PDIP memanfaatkan peran organisasi sayap partainya dalam bidang Perempuan melalui Srikandi Perjuangan Indonesia. Para kader perempuan dapat secara langsung dioptimalisasi keikutsertaannya dalam proses politik. Program-program yang dilaksanakan oleh Srikandi Perjuangan Indonesia bertujuan untuk memberdayakan kaum perempuan, seperti kegiatan penringatan Hari Kartini, Hari Ibu dan lainnya.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan sebuah partai yang cenderung kecil dan masih baru eksistensinya dalam kehidupan politik Indonesia. Partai yang berdiri pasca pemilu 2014 ini memfokuskan pergerakannya pada keikutsertaan politik bagi kalangan muda, perempuan dan lintas agama. 

PSI lahir berdasarkan gagasan untuk menciptakan Indonesia berkerakyatan, berkeberagaman, berkeadilan, berkemanusiaan, berkemajuan dan bermartabat bukan sekadar untuk memenuhi kepentingan politik pribadi. Selain itu, dalam proses pelaksanaan politiknya PSI berusaha melepas belenggu dari citra politik lama, dengan memeberikan alokasi posisi yang besar pada keikutsertaan perempuan dan anak muda dalam proses membangun partainya.

Meskipun termasuk ke dalam partai yang cenderung kecil dan baru, PSI tidak semena-mena melepas kewajibannya dalam proses implementasi fungsi partai politik. Dalam fungsi sosialisasi, PSI sebagai partai baru banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat guna menarik perhatian pada kalangan masyarakat terutama anak muda. 

Sama seperti partai lainnya, PSI menggunakan strategi sosialisasi politik melalui media sosial. Di era digital ini, media sosial banyak digunakan oleh masyarakat luas khususnya kaum milenial untuk mencari dan menyebarkan berbagai macam informasi, salah satunya berkaitan dengan politik. Dalam melakukan sosialisasi politik melalui media sosial, PSI setidaknya memiliki beberapa strategi yang diterapkan. Pertama, penggunaan Bahasa yang mudah dimengerti, santai dan gaul. 

Dengan target anak muda yang difokuskan oleh PSI ini kemudian akan cukup efektif jika komunikasi sosialisasi yang dilakukan beriringan dengan perkembangan zaman. Strategi sosialisasi yang dilakukan oleh PSI selanjutnya adalah berkaitan dengan penggunaan sapaan “Bro” dan “Sis”. Sapaan ini digunakan merupakan ciri khas dari PSI sebagai bentuk kesetaraan yang tidak hanya digunakan dalam internal partai tetapi juga pada sosialisasi sehari-hari ke masyarakat luas. 

Penggunaan sapaan “Bro” dan “Sis” ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan meyakini para kaum muda Indonesia bahwa PSI menjunjung tinggi kesetaraan sesuai dengan nilai yang dibawa.

Implementasi fungsi sosialisasi PSI kepada masyarakat secara langsung dapat dilihat dengan adanya program Ngobrol Penuh Inspirasi (Ngopi) yang dilakukan oleh pengurus DPW PSI. 

Program inini dilakukan untuk memberi dan membuka pemahaman politik bagi para pemuda dengan bertemakan beragam jenis isu maupun fenomena politik. Selain itu, menjelang pemilu 2024 yang akan datang, PSI juga memiliki sebuah program yaitu Rembuk Rakyat. Program ini dijalankan sebagai upaya untuk mendengarkan suara rakyat secara langsung. 

Pengurus dan kader PSI di seluruh Indonesia berkewajiban untuk mendengarkan suara rakyat dengan menemui tokoh-tokoh masyarakat, misalnya guru, tokoh agama, akademisi dan orang yang dianggap memiliki wewenang untuk mewakili kepentingan masyarakat. Di masa pandemic covi-19 ini, sosialisasi politik lebih banyak dilakukan secara online, salah satunya program Rembuk Rakyat.

Media sosial yang sekarang ini sedang massif digunakan oleh masyarakt menjadi wadah utama bagi PSI dalam mensosialisasikan gagasan politiknya. Hal ini dapat terlihat dengan terdapatnya 2.447 postingan pada Instagram official PSI. Sosialisais yang kerap kali dilakukan oleh PSI di platform instagramnya berkaitan untuk menjaring keterlibatan politik bagi para pemuda. 

Dapat terlihat dalam postingannya pada 23 Maret 2022 lalu yang membahas bagaimana pentingnya politik dan hukum bagi anak muda. Dalam konten tersebut terlihat bagaiman PSI memandang pentingnya anak muda untuk berkontribusi langsung dalam proses politik serta bagaimana kesadaran progresif dan integritas anak muda dapat membangun kehidupan bernegara dan berbangsa yang baik. 

Hal ini kemudian dapat saya simpulkan sangat selaras dengan nilai, visi dan misi yang diangkat oleh PSI untuk lebih memberi ruang bagi anak muda dan perempuan dalam proses politik, namun tetap dengan menghormati tokoh yang lebih tua. 

Selain sosialisasi untuk menarik perhatian anak muda, PSI juga seringkali mengadakan diskusi secara online oleh tokoh masyarakat dari berbagai aspek kehidupan dengan tujuan untuk mendengarkan gagasan serta suara mereka. PSI berupaya untuk lebih dekat dengan masyarakat melalui diskusi-diskusi online tersebut.

Fungsi selanjutnya, berkaitan dengan fungsi rekrutmen politik. Strategi rekrutmen yang digunakan oleh PSI adalah konsep rekrutmen terbuka. Partai yang berdasar pada nilai solidaritas dan pluralitas ini lebih mengutamakan keterlibatan anak muda dalam organisasi partainya. Sehingga proses rekrutmen yang dilakukan oleh PSI dilakukan secara objektif dengan melihat bagaimana visi dan misi dari tiap calonnya. 

Dalam proses rekrutmen partainya, PSI juga cukup konsisten dengan tidak menerima kader partai lama serta membatasi usia calon kadernya maksimal 45 tahun. PSI juga memberikan porsi lebih bagi keikutsertaan anak muda dan perempuan dengan memberikan 30% porsi bagi perempuan untuk terlibat dalam politik. Melalui sistem rekrutmen terbuka, PSI memberikan peluang bagi pihak eksternal untuk menjadi calon anggota legislative. 

Meskipun dalam prosesnya, cukup berbeda dari partai lain. PSI melibatkan pihak eksternal sebagai penyeleksi yang terdiri dari aktivis, akademisi serta tokoh masyarakat untuk menyeleksi calon-calon legislative yang ada. Selain melakukan rekrutmen terbuka, PSI juga menerapkan proses rekrutmen tertutup dengan melakukan penetapan caleg oleh pihak internal partai.

Dari bahasan yang ada diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada PDIP dan PSI, kedua fungsi partai politik yaitu sosialisasi dan rekrutmen sudah cukup terlaksana dengan baik. Kedua partai tersebut memiliki strateginya masing-masing dalam mengimplementasikan fungsi tersebut. 

PDIP yang merupakan partai terbesar di Indonesia lebih mengutamakan pengalaman dalam proses rekrutmen calon anggota legislative maupun kader partainya, sedangkan PSI lebih memberikan peluang bagi kaum muda dan perempuan berkompeten  yang justru belum memiliki pengalaman lebih dalam dunia perpolitikan. PSI dalam hal ini lebih mengutamakan untuk memunculkan gagasan baru dari tokoh-tokoh baru yaitu anak muda. 

Dalam fungsi sosialisasi politik, keduanya pun memiliki strateginya masing-masing. PSI yang merupakan partai baru lebih menargetkan para pemuda dalam melakukan sosialisasi politik untuk meningkatkan kesadaran politik pemuda. Sedangkan PDIP lebih menjaring seluruh kalangan yang berpengalaman dengan melakukan sosialisasi yang lebih interaktif di sosial media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun