Mohon tunggu...
Nabila Raudhana
Nabila Raudhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Universitas Padjajaran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perbandingan Implementasi Fungsi Partai Politik pada PDIP dan PSI

14 April 2022   08:00 Diperbarui: 14 April 2022   09:39 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah situasi pandemic Covid-19 ini, PDIP berupaya mengajak kader partai serta masyarakat untuk lebih aware lagi dalam menjaga kesehatan. Selain pelaksanaan sosialisasi, dalam pagelaran ini PDIP juga mengirimkan donasi sebanyak dua ribu sepatu yang diberikan kepada pelajar di Indonesia.

Di tengah pandemic covid-19 dan massifnya penggunaan sosial media oleh masyarakat, membuat PDIP tidak mengambil celah begitu saja untuk memperluas fungsi sosialisasinya. Selain melakukan kegiatan sosialisasi secara langsung, PDIP juga kerap kali menggunakan sosial media untuk memberikan informasi terkait politik pemerintahan maupun isu yang sedang hangat akhir-akhir ini dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. 

Seperti halnya partai politik lain, PDIP menggunakan media sosial sebagai saran sosialisasi karena dianggap lebih potensial serta efektif dalam penyaluran informasi dan meningkatkan popularitas partai. 

Pada platform Instagram utama @pdiperjuangan , PDIP telah memiliki 23.300 postingan dengan rata-rata postingan perhari mencapai 20-30 kali. Informasi yang diberikan pada platform ini berkaitan dengan proses pelaksanaan politik PDIP di seluruh wilayah Indonesia. 

Mulai dari informasi terkait kegiatan yang dilaksanakan oleh PDIP, informasi terkait penanganan pandemic covid-19 yang tengah mewabah saat ini, informasi terkait sosialisasi dan pendidikan politik hingga implementasi-implementasi kebijakan yang dilakukan oleh PDIP. 

Sosialisasi di media sosial ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan dan informasi politik yang dapat dijangkau secara langsung oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia serta memberikan informasi kepada masyarakat terkait focus perjuangan politik apa yang sedang digagas oleh PDIP. Selain melalui platform Instagram, PDIP juga memanfaatkan twitter sebagai salah satu media sosial yang paling banyak diminati oleh generasi milenial. 

Sama seperti pemanfaatan Instagram, pada media sosial twitter, PDIP memanfaatkannya sebagai sarana sosialisasi akan pendidikan politik sekaligus sebagai upaya promosi partai kepada masyarakat luas. Dengan memposting konten keberhasilan kader-kadernya, PDIP berupaya menarik perhatian masyarakat untuk meningkatkan perolehan suara. PDIP juga kerap kali memposting tweet berjenis updating untuk dapat lebih interaktif dengan masyarakat secara online.

Selain dalam hal sosialisasi politik, dalam memenuhi fungsi rekrutmen politik, PDIP memiliki strateginya sendiri dalam melakukan kaderisasi internal maupun eksternal partai. 

Rekrutmen yang ditujukan sebagai ajang menyeleksi dan menjaring anggota baru ini dilakukan oleh PDIP untuk memberikan pelajaran politik yang kemudian berpengaruh pada kehidupan dan terlaksananya tujuan partai politik. Rekrutmen yang dilakukan oleh PDIP ini bersifat terbuka tidak hanya terbatas pada internal partai, melainkan dari eksternal partai juga dalam menyaringan calon legislative. 

Terdapat beberapa kriteria umum dalam proses rekrutmen kader atau calon legislative pada PDIP. Diantaranya, calon memiliki usia yang cukup yaitu minimal 21 hingga berumur 50 tahun untuk menjadi calon anggota legislative. Selain itu penilaian objektif partai seperti sumber finansial, posisi, dan popularitas calon menjadi focus pada proses perekrutan calon anggota legislative PDIP. 

Hal ini karena mengingat PDIP sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia, sehingga proses rekrutmen tidak dapat asal memilih anggota, perlu adanya penjaringan mendalam bagi calon anggotanya. Meskipun begitu, proses rekrutmen PDIP tidak semerta-merta menyingkirkan peran kelompok marjinal, salah satunya perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun