Hallo sobat kompasianer, tau gak sih ? obat hipertensi memiliki banyak golongan, sehingga penggunaan obat hipertensi juga tidak boleh asal-asalan ya, sebaiknya ketika anda memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, anda bisa mengkonsultasikannya kepada dokter atau apoteker untuk tindakan pengobatan yang tepat. yuk simak pembagian golongan obat-obat hipertensi beserta mekanismenya.
1. Golongan Beta blocker
Beta blocker merupakan golongan obat-obatan yang bekerja pada kardiovaskular. Beta blocker sebagai salah satu dari beberapa obat untuk menurunkan tekanan darah. Penghambat beta secara umum juga digunakan untuk mencegah, mengobati, atau memperbaiki gejala pada orang yang memiliki: Irama jantung tidak teratur (aritmia). Â Beta blocker terbagi menjadi beberapa golongan lagi yaitu :
Betablocker (Non selektif)
Betablocker non selektif adalah golongan betablocker yang bekerja pada reseptor beta-1 dan beta-2. sehingga mekanisme kerjanya mempengaruhi jantung, pembuluh darah, dan jalur pernafasan. contoh dari obat golongan betablocker non selektif ini adalah propanolol, nodalol, sotalol dan timolol. obat golongan ini dikontraindikasikan pada pasien asma atau PPOK, karena memiliki efek samping menyempitkan saluran pernafasan.
 Betablocker (Kardioselektif)
Betablocker kardioselektif adalah golongan betablocker yang bekerja pada reseptor beta-1 pada jantung saja, sehingga obat ini lebih aman digunakan oleh pasien asma atau PPOK. contoh obat Betablocker kardioselektif adalah atenolol, bisoprolol, acebutolol, metoprolol, dan betaxolol.
2. CCB (Calcium channel blocker)
Obat golongan CCB (Calcium channel blocker) memiliki mekanisme kerja yaitu menghambat kalsium masuk ke dalam dinding sel  pembuluh darah sehingga pembuluh darah akan melebar dan akibatnya tekanan darah akan menurun. obat golongan CCB terbagi menjadi dua, yaitu :
CCB (Dihidropiridin)
Obat golongan CCB Dihidropiridin bekerja selektif pada arteri sehingga dapat berfungsi sebagai obat anti hipertensi. Obat yang termasuk pada golongan obat ini adalah amlodipine dan nifedipine.Â
CCB (Nondihidropiridin)
Obat golongan CCB Nondihidropiridin bekerja pada sistem konduksi jantung dan cenderung melambatkan denyut jantung, efek hipertensinya melalui vasodilatasi perifer dan penurunan resistensi perifer. obat yang termasuk dalam golongan ini adalah verapamil dan diltiazem. Verapamil kontraindikasi pada pasien gagal jantung dan pasien jantung yang tidak dapat memompa darah serta memiliki efek samping konstipasi.Â
3. ARB (Angiotensin II receptor blockers)Â
Obat hipertensi golongan ARB memiliki mekanisme menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya, sehingga menyebabkan vasodilatasi, penurunan produksi vasopresin, dan mengurangi sekresi aldosteron. contoh obat yang termasuk golongan ini adalah candesartan dan valsartan. obat golongan ARB umumnya digunakan sebagai firstline terapi pada pasien hipertensi.
4. ACE I (Angiotensin-converting enzyme inhibitor)
Obat golongan ACE Inhibitor bekerja dengan menghambat pelebaran arteri dan vena dengan menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II serta menghambat metabolisme bradikinin. obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah captopril dan lisinopril. efek samping yang sering timbul dari obat captopril adalah batuk kering dan hiperkalemia. obat golongan ini pada umumnya menjadi firstline terapi pada pasien hipertensi, sama dengan obat golongan ARB. karena memiliki mekanisme obat yang hampir sama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H