Mohon tunggu...
Asagift
Asagift Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Ini adalah cara saya mengingat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Aku, Dia dan Secangkir Kecemburuan

10 Juli 2019   09:35 Diperbarui: 10 Juli 2019   13:29 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya, jadi kamu sebenarnya mau kemana pake mobil  tadi?" tanyaku seperti polisi.

"Ehh,sebenernya aku juga mau kesini Fi. Makanya aku pake blouse putih. Kata Arief tema-nya ini kan?" jawabnya dengan percaya diri.

Hah? Tema? Dia rupanya juga tahu kalau kami ada acara disini? Berarti? 

"Eh.. ko kam.." belum selesai melanjutkan pertanyaanku. Ibu dan Arief memanggil kami untuk segera makan malam.

Saat makan malam aku masih memikirkan mengapa Sarah dapat perlakuan seperti itu dari Arief. Jangan-jangan..? Emm.. tidak. Aku juga tidak cemburu kok jika memang iya. Akan tetapi,  terasa ganjil bukan jikamemang begitu, mengapa dia tidak bilang saja kalau ada orang lain yang mau dia ajak?

Acara makan malam dilanjutkan dengan prosesi potong kue dan nasi kuning buatan Ibuku. Iringan lagu selamat ulang tahun pun terngiang di Gubuk Sky Villa yang cukup rindang itu. Aku melihat Sarah sangat akrab dengan Arief. Mataku tertuju dengan kue ulang tahun yang hendak dipotong itu, tetapi tidak dengan pikiranku.

Malam  sebelum menjelang tidur Arief memanggilku dan meminta jangan tidur dulu. Dia juga memintaku datang ke gazebo kamarnya. Aku tidak sempat berpikir aneh-aneh. Apa ada yang mau dibicarakan dengan serius? Akankah dia mewujudkan perasaanku?

Kukantongi telepon selulerku ke dalam saku celana tidurku sambil kulihat keadaan gazebo yang terang dan rindang serta secangkir minuman jahe yang harumnya sudah dapat kucium dari radius 1 meter. Hm berlebihan.

Arief tersenyum padaku. Kukira ada Sarah yang ikut bercengkrama, ternyata tidak. Pikiranku mulai tenang sambil berharap cemas.

"Kenapa rief?"

"Kamu gak inget ya kalau aku janji bakal ngomong sesuatu yang penting ke kamu?" balasnya yang berinringan dengan detak jantungku yang berdegup. Akankah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun