Pemikiran Ibnu Rusyd menjadi sangat populer di Eropa karena hubungan antara agama dan filsafat bukanlah hal baru dalam tradisi pemikiran Islam. Namun, beberapa sarjana dan ulama Islam tidak menerima begitu saja gagasan-gagasan yang diusung oleh pemikiran Islam.
 Karya-karya Ibnu Rusyd menunjukkan kebesaran dan kejeniusannya. Dia selalu membagi pembahasannya dalam tiga bentuk, yaitu komentar, kritik, dan pendapat. Ibnu Rusyd merupakan seorang komentator dan kritikus ulung yang memberikan ulasan mendalam terhadap karya-karya filsuf terdahulu, khususnya Aristoteles.
Sejarawan berpendapat bahwa Ibnu Rusyd telah menulis sekitar 78 buku dalam berbagai bidang ilmu, termasuk filsafat, ilmu alam, fikih, falak, matematika, astronomi, nahwu, sastra, serta kedokteran. Ermest Renan menyatakan jumlah karya Ibnu Rusyd sebanyak 78 judul buku dalam berbagai bidang ilmu. Penyusunan kronologis karya-karya Ibnu Rusyd pertama kali dilakukan oleh M. Alonso dalam karyanya "La Cronogia en Las Obras des Averoes" pada tahun 1943. Karya-karya Ibnu Rusyd dibedakan antara karya yang didasarkan pada pemikiran beliau sendiri dan karya yang merupakan komentar atas karya-karya orang lain, terutama karya Aristoteles.
Peran Ibnu Rusyd sangat penting dalam membela filsafat dari tindakan Agresif al-Ghazali. Dia menjawab serangan Al-Ghazali dengan menerbitkan buku berjudul Tahafutu Al-Tahfut (Kerancuan dari Kerancuan), yang menjadi dasar pemikiran beliau dalam menyelamatkan filsafat. Pada waktu itu, pemikiran Ibnu Rusyd terkenal lebih di Barat daripada di Timur karena sebagian besar karyanya yang asli telah dihancurkan atau dilarang diterbitkan. Filsafat yang diusung oleh Ibnu Rusyd mudah diterima oleh masyarakat Barat, tetapi tidak demikian halnya di Timur karena masyarakat di sana lebih condong kepada gerakan mistis keagamaan.
Meskipun pemikiran Ibnu Rusyd menuai kontroversi, sehingga beliau bahkan pernah dihujat, dikafirkan, dan diasingkan ke Maghribi (Maroko), pada akhirnya, Ibnu Rusyd wafat dan meninggalkan warisan ilmiah berupa karya-karya terkenal yang tersebar di Barat dan Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H