Mohon tunggu...
Nabila Putri Syasabil
Nabila Putri Syasabil Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Fatum Brutum Amorfati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Mengenal Jamu sebagai Obat Tradisional Keluarga Indonesia: Dari Sejarah hingga Khasiat

25 November 2020   20:13 Diperbarui: 29 November 2020   22:20 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari surabayastory.id

Moordiati, ahli sejarah kesehatan yang juga merupakan dosen di jurusan Ilmu Sejarah Universitas Airlangga ini menjelaskan tentang sejarah jamu. 

Beliau mengatakan bahwa 75% orang meminum jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut penjelasannya, jamu sudah dikenal sejak masa kerajaan. 

Hal tersebut dapat dilihat dari kitab kuno seperti Kakawin Gathotkacasraya, Bhomakawya, Bharattayudha, Sumanasantaka, Lubhdaka, dan Abhimanyuwiwaha, mengenal Jamu atau Jamoe, dengan istilah jampyan yang berarti obat, pengobatan atau penawar. Istilah jampyan juga disebut di dalam suluh/susastra kidung Harsyawijaya, Kidung Sunda, Kidung Malat, dan Kidung Ranggalawe (historia.id).

Beliau juga mengatakan bahwa meracik dan minum jamu secara implisit sudah digambarkan di dalam relief berbagai candi seperti relief Karmawipangga dalam candi Borobudur (825 M), Prambanan (850M), Penataran (1200), Sukuh (1437), candi Tegalwangi. 

Dalam prasasti yang ada di dalam Madhawapura (Majapahit Abad XII M). Tidak secara spesifik menyebut jamu, namun lebih kepada peracik jamu, yang dikenal dengan sebutan ACARAKI.

Selain itu, jamu juga terdapat dalam Usada Lontar (991-1016 M). Usada Lontar yaitu sumber ilmu pengobatan yang ada di Bali. Dalam Usada Lontar terdapat nama-nama jamu, cara menggunakan, hingga khasiatnya. 

Kajian dari Murdijati Gardjito, Guru Besar Ilmu dan teknologi pangan Fakultas Pertanian UGM menyebutkan ada jenis tanaman yang masuk dalam 'empon-empon jamu' dalam relief candi, yaitu nagasari, kesamben, cendana merah,  jamblang, pinang, pandan, cendana wangi, maja, dan kecubung (historia.co.id).

Sementara menurut beliau, jamu juga sudah dikenal melalui kita kuno dengan nama yang bermacam-macam, seperti penyakit umum yaitu pusing, sakit gigi, demam, dll, Boreh warni warni seperti lare sawanen, boreh demam, badan lesu, dsb, tapel warni warni seperti mulas, cacingen, sebah, dsb, cekok warni warni seperti kena sawan, tidak bisa kentut, sariawan dsb,sembur warni warni seperti batuk, dada sesak, cacar air, dsb, jampi tumrap pawestri seperti jamu untuk haid, kesuburan, pengencang kulit dan badan, jampi kiyat seperti  jamu kuat perkasa dan jampi mentas gadah lare seperti jampi anton-anton dan jampi sasak (Sumber: Primbon Kitab Jampi Jawi jilid 1,2,4, Kagungan Dhalem ingkang Sinuhun  IX).

Selain di Indonesia, Ibu Moordiati juga menjelaskan jamu yang ada di Barat. Beliau mengatakan bahwa letak jamu bagi orang Barat yaitu sebagai "media" untuk menyembuhkan dan dianggap sebagai obat untuk menjaga kewarasan.

Khasiat Jamu dan Tanaman Obat

Tanaman obat yang selanjutnya diolah menjadi jamu dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit, dari yang ringan hingga berat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun