Namun demikian, dalam ranah ideologi, kegiatan Pusat Sejarah ABRI membuktikan bahwa mereka memperhatikan citra mereka dan terus-menerus berusaha memperbaiki citra mereka di mata rakyat. Para kurator museum Pusat Sejarah ABRI menyadari bahwa ada orang Indonesia yang takut pada militer. Mereka mengambil langkah untuk mengatasi rasa takut ini dengan membuat museum mereka menjadi tempat yang lebih ramah.
Sesudah zaman Orde Baru di Indonesia, iklim keterbukaan yang lebih besar memungkinkan ditantangnya secara terbuka kebenaran sejarah yang dibuat oleh negara. Tantangan-tantangan ini merupakan bukti betapa ketatnya sejarah dijaga dalam periode Orde Baru.
Namun demikian, menarik untuk diperhatikan bahwa pada tahun 2004, hanya enam tahun setelah jatuhnya Soeharto, dalam suatu pemilihan umum presiden yang demokratis, rakyat Indonesia memilih Susilo Bambang Yudhoyono, seorang purnawirawan, sebagai presiden. Tampaknya, walaupun ada keinginan untuk mengakhiri militerisme zaman Orde Baru, dalam banyak orang Indonesia sudah tertanam persepsi bahwa militer merupakan pemimpin bangsa yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H