Gerombolan kera itu sebaiknya tidak kita ganggu. Para petani di kampungku juga tidak mengganggu kera itu. Kami hanya menjaga ladang kami sebaik mungkin pada siang hari sehingga mereka tidak merusak atau mengambili tanam-tanaman kami. Sebagian mereka memang mau juga keras kepala. Walaupun mereka melihat kami ada di ladang kami sendiri, kalau jaraknya masih agak jauh, mau juga mereka masuk ke ladang dan mengambil tanaman seperti jagung. Itu memang cukup menggelikan. Biasanya kami tidak terlalu memusingkan tingkah mereka yang seperti itu. Mungkin mereka sangat kelaparan dan memerlukan makanan.
Menurutku, gangguan gerombolan kera di wilayah perladangan kami yang dekat dengan hutan masih dalam batas yang dapat dimengerti. Orang tuaku mengelilingi ladang jahe dengan mempergunakan jaring sebaik mungkin untuk mengurangi gangguan kera. Hampir setiap hari, kami juga berusaha untuk menyalakan api di dekat ladang jahe untuk memberi tanda kepada gerombolan kera bahwa sebaiknya mereka cari makanan di hutan saja, jangan mengganggu tanaman kami.
Beberapa kali dalam jangka waktu satu sampai delapan bulan, ladang jahe perlu dibersihkan dari berbagai macam rumput. Perlu juga memberikan pupuk tambahan walaupun pada saat menanam, kompos berupa kotoran hewan (ayam) sudah dijadikan alas dari benih. Itu saja belum cukup, harus ada penambahan pupuk setelah jahe berusia sekitar tiga bulan.
Jahe sudah dapat dipanen dan dijual pada usia delapan bulan. Para petani juga sudah dapat memanen dan menjual jahe pada usia enam bulan. Jahe yang dipanen pada usia enam bulan masih digolongkan sebagai jahe-sayur. Harganya pun lebih murah dengan jahe yang dipanen pada usia delapan bulan. Jahe yang dapat dijadikan benih sebaiknya berusia sepuluh bulan. Nah, harga jahe benih juga lebih mahal daripada jahe yang berusia delapan bulan.***
Aku baru memulai channel YouTube-ku di: https://www.youtube.com/@N.AbigaelSihaloho
Silahkan dan terima kasih Anda berkunjung ya. Terima kasih juga untuk dukungan Anda sehingga aku lebih bersemangat mengembangkan channelku dengan cara me: like, share, and sudscribe. Sukses untuk kita semua di mana pun kita berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H