Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mau Menikah? Bahas Berat Badan Juga Penting Loh

10 September 2024   08:00 Diperbarui: 10 September 2024   16:13 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada obrolan yang sensitif jika kita atau kalian ingin mempersiapkan pernikahan

Hal itulah yang saya percayai untuk masuk ke bahtera rumah tangga. Banyak hal yang perlu dipersiapkan, dan diobrolkan secara mendalam sedalam palung mariana. 

Saya sendiri sebenarnya sudah masuk usia yang matang dan sudah melewati usia ideal menikah menurut sosial masyarakat Indonesia. Usia sudah masuk kepala tiga dan belum memiliki istri apalagi momongan sudah tentu saya korban pertanyaan-pertanyaan template seperti “mana calonnya? jadi kapan nikahnya?” baik itu dari keluarga atau teman-teman saya. Tentunya tidak semuanya memberi pertanyaan seperti itu ada juga yang malah mengajak diskusi perihal persiapan pernikahan. 

Sembari mempersiapkan untuk menikah tentunya saya giat menambah ilmu, menambah wawasan adalah syarat mutlak bagi saya. Apalagi saya seorang pria yang dimana secara agama pria wajib menafkahi secara lahiriah, batiniah, dan menjadi kepala rumah tangga.  

Selain berdiskusi saya mencoba mengulik persiapan apa saja yang perlu dibahas kepada calon pasangan kelak. Banyak para pemengaruh, artikel, dan video berpendapat bahwa ngobrolin finansial, dan Physical Language adalah hal wajib.

Menurut saya ngobrolin, dan membahas berat badan juga penting. Banyak yang berpendapat jika sudah saling cinta mau bentuk badan seperti apapun akan diterima satu sama lainnya. Mau gemuk mau kurus semua punya selera masing-masing. Dan yang kemudian hal ini tidak masuk dalam pembahasan persiapan pernikahan. 

Dan tentunya saya tidak menyudutkan pihak manapun karena, tema berat badan ini cukup sensitif terdengar seperti menuntut tampil ideal, dan terkesan seksis. Tidak-tidak hal yang ingin saya bahas adalah hubungan berat badan dengan kesehatan calon pasutri. 

Berat Badan Berlebih Berpengaruh pada Kesuburan

Hal pertama yang ingin saya ungkapkan adalah, berat badan pada pria dan wanita yang masuk berlebih atau obesitas akan mempengaruhi kesuburan. Dan tentunya untuk calon pasutri yang ada niat ingin memiliki momongan hal ini akan menjadi batu sandungan.

Untuk menilai apakah berat badan kita masuk kategori obesitas atau tidak? kita bisa menggunakan kalkulator BMI (Body Mass Index). Dan saya sendiri pun masuk kategori obesitas yang dimana berat badan hampir 1 kuintal dengan tinggi hampir 2 meter. Secara penampilan tidak ada masalah. Namun secara BMI ya tentunya saya sudah masuk kategori obesitas. 

Obesitas akan berdampak pada kualitas sperma bagi laki-laki sedangkan untuk wanita yang masuk kategori obesitas akan beresiko mengalami PCOS (Polycystic ovarian syndrome).

Dari jurnal kesehatan yang diterbitkan oleh NCBI (The National Center for Biotechnology Information) yang memiliki judul Potential Adverse Effects of Female and Male Obesity on Fertility: A Narrative Review menjelaskan bahwasanya ada kaitan berat badan pada kesuburan yang memiliki dampak negatif, yang dimana kelebihan berat badan dan obesitas pada perempuan dan laki-laki pada kesuburan. 

Berat Badan yang Ideal Mengurangi Risiko pada Tulang

Selain dampak pada kesuburan memiliki berat badan yang berlebih, akan mempengaruhi persendian tulang kita. Salah dua dampak memiliki berat badan berlebih yakni potensi untuk mengalami osteoartritis meningkat. Dan tentunya hal ini mempengaruhi aktivitas kita sehari-hari.

Untuk yang belum tahu Osteoarthritis atau sering disebut dengan istilah OA merupakan penyakit arthritis yang muncul disebabkan adanya kerusakan pada jaringan tulang rawan untuk melapisi tulang, kondisi tersebut membuat tulang saling berbenturan saat digerakkan. Salah satu penyebab OA ialah obesitas alias berat badan berlebih. 

Mungkin ada yang berpendapat bahwa kondisi ini hanya terjadi pada usia lanjut. Sebentar dulu jangan adu pendapat adu data saja, nah tahun 2022 dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang terdiagnosis radang sendi: 21,6%. 

Penderita OA akan dibuat merasakan nyeri dibagian sendi. Apa jadinya jika kita kepala rumah tangga yang seharusnya mencari nafkah tidak berdaya untuk melakukan kewajibannya. Rebahan tidak menghasilkan uang saudara-saudara kecuali, kamu tuan tanah yang punya sawah berlusin-lusin.

Dan coba kamu bayangkan kamu obesitas, dan acara pernikahan harus menyambut tamu seabrek-abrek. Saudara dari bapak, saudara dari ibu, pakde ini, bukde ini, belum lagi tetangga. Yakin bisa berdiri secara baik dan benar, yakin kuat?

Obesitas Bom Waktu Pernikahan

Tulisan ini bukan untuk menakut nakuti apalagi menyudutkan pihak tertentu apalagi dijadikan patokan, dan menuntut pasangannya untuk kurus. Hey!! saya juga termasuk individu yang berpotensi mengalami masalah yang ada diatas ya!! Wong, berat badan hampir 1 kuintal. 

Jadi apa salahnya kita yang saat ini sedang mempersiapkan pernikahan memasukkan topik obrolan berat badan dalam agenda menikah kita. Manfaatnya terlewat banyak untuk diabaikan. Dan satu lagi kondisi diatas tentunya berdasarkan jurnal yang saya cari jangan ditelan mentah-mentah. Bertemulah dengan tenaga profesional yang terpercaya biar aman, tentram, dan hidup rukun sejahtera.  Kemudian aturlah jadwal untuk program diet yang baik, dan benar.

Mari merubah mindset habis nikah mengembang, mari kita buat normal yang baru sehabis nikah kurus bersama. Mindset orang Indonesia seringkali menganggap bahwa setelah menikah, berat badan akan bertambah dan hal ini dikaitkan dengan kebahagiaan. 

Padahal, daripada membiarkan hal itu terjadi, lebih baik kita menjaga kesehatan bersama pasangan sejak awal. dengan begitu, kebahagiaan kita akan tetap terjaga, terlihat awet muda, dan siapa sih yang tidak ingin dipuji mengenai penampilan? malah akan dibilang jago merawat pasangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun