Tidak ada obrolan yang sensitif jika kita atau kalian ingin mempersiapkan pernikahan
Hal itulah yang saya percayai untuk masuk ke bahtera rumah tangga. Banyak hal yang perlu dipersiapkan, dan diobrolkan secara mendalam sedalam palung mariana.
Saya sendiri sebenarnya sudah masuk usia yang matang dan sudah melewati usia ideal menikah menurut sosial masyarakat Indonesia. Usia sudah masuk kepala tiga dan belum memiliki istri apalagi momongan sudah tentu saya korban pertanyaan-pertanyaan template seperti “mana calonnya? jadi kapan nikahnya?” baik itu dari keluarga atau teman-teman saya. Tentunya tidak semuanya memberi pertanyaan seperti itu ada juga yang malah mengajak diskusi perihal persiapan pernikahan.
Sembari mempersiapkan untuk menikah tentunya saya giat menambah ilmu, menambah wawasan adalah syarat mutlak bagi saya. Apalagi saya seorang pria yang dimana secara agama pria wajib menafkahi secara lahiriah, batiniah, dan menjadi kepala rumah tangga.
Selain berdiskusi saya mencoba mengulik persiapan apa saja yang perlu dibahas kepada calon pasangan kelak. Banyak para pemengaruh, artikel, dan video berpendapat bahwa ngobrolin finansial, dan Physical Language adalah hal wajib.
Menurut saya ngobrolin, dan membahas berat badan juga penting. Banyak yang berpendapat jika sudah saling cinta mau bentuk badan seperti apapun akan diterima satu sama lainnya. Mau gemuk mau kurus semua punya selera masing-masing. Dan yang kemudian hal ini tidak masuk dalam pembahasan persiapan pernikahan.
Dan tentunya saya tidak menyudutkan pihak manapun karena, tema berat badan ini cukup sensitif terdengar seperti menuntut tampil ideal, dan terkesan seksis. Tidak-tidak hal yang ingin saya bahas adalah hubungan berat badan dengan kesehatan calon pasutri.
Berat Badan Berlebih Berpengaruh pada Kesuburan
Hal pertama yang ingin saya ungkapkan adalah, berat badan pada pria dan wanita yang masuk berlebih atau obesitas akan mempengaruhi kesuburan. Dan tentunya untuk calon pasutri yang ada niat ingin memiliki momongan hal ini akan menjadi batu sandungan.
Untuk menilai apakah berat badan kita masuk kategori obesitas atau tidak? kita bisa menggunakan kalkulator BMI (Body Mass Index). Dan saya sendiri pun masuk kategori obesitas yang dimana berat badan hampir 1 kuintal dengan tinggi hampir 2 meter. Secara penampilan tidak ada masalah. Namun secara BMI ya tentunya saya sudah masuk kategori obesitas.
Obesitas akan berdampak pada kualitas sperma bagi laki-laki sedangkan untuk wanita yang masuk kategori obesitas akan beresiko mengalami PCOS (Polycystic ovarian syndrome).