Dan pada suatu waktu dirinya diberi kesempatan untuk merubah keadaan. Tentunya kisah seperti ini jarang ditampilkan pada film Indonesia yang mengambil latar kehidupan seorang atlet.
Tuntutan prestasi menang
Beberapa film Indonesia dengan tema olahraga yang saya tonton memang banyak menceritakan drama keluarga, dan beberapa mengambil elemen percintaan. Hal yang tidak berubah adalah kemenangan yang membawa negara.Â
Embel-embel ini tentunya akan membawa tingkat nasionalisme pada masyarakat kita. Hal itu tidak apa sebenarnya. Hanya saja sebagai penikmat film ada rasa penasaran dan keinginan seperti bisa gak ya film Indonesia lebih mengambil kisah yang mendalam.Â
Kerap terjadi film-film tema olahraga mengambil kisah nyata para pemenang olimpiade atau semacamnya. Kisah yang sudah ada dan kemudian diambil, diramu, dibuat, dan dipermanis untuk menjadi tontonan.Â
Secara tidak langsung kemenangan pertandingan menjadi suatu tuntutan prestasi yang harus diupayakan dan terkesan wajib. Padahal pertandingan olahraga bisa mengambil elemen kekalahan yang di sana memiliki pesannya juga. Ada elemen lain yang terasa dihilangkan dari olahraga.Â
Kisah pemenang memang manis namun kalah juga mengajarkan banyak hal
Pada tahun 1992 seorang atlet bernama Derek Redmond pelari asal Inggris ini gagal dalam lomba lari 600 meter yang diselenggarakan di Barcelona kala itu. Namun bukan karena, kekalahan tersebut dirinya dikenang dalam sepanjang sejarah Olimpiade.Â
Derek Redmond gagal mengambil juara satu apalagi 3 karena, dirinya mengalami cedera hamstring. Untuk mencapai garis finish pun dirinya harus dibantu oleh ayahnya. Dirinya kesulitan berjalan apalagi untuk melanjutkan berlari.Â
Ya, dari kekalahan Derek Redmond banyak yang terinspirasi. Semangat juang dari Derek membuat orang tertegun dan merayakan usahanya.Â
Hal seperti inilah yang saya harapkan berada dalam film olahraga di Indonesia. Tidak masalah sebenarnya menang ataupun kalah. Saya ingin melihat sisi lain para atlet yang asli, dan murni sebagai manusia. Melakukan kesalahan, dan kalah. Toh menceritakan manusia kan? pemenang juga adalah manusia biasa tak luput dari kesalahan apalagi kekalahan.Â
Ya saya berharap kita memiliki film olahraga yang tidak ada tuntutan apalagi keharusan membawa harum negara. Saya ingin melihat sisi humanis seorang atlet yang berjuang untuk dirinya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H