Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saya Cuman Pilek tapi, Rasanya Kayak Kena Gebuk Orang

5 Agustus 2024   22:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   09:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by on Unsplash   

Musim pancaroba dan musim liburan membawa artinya yang banyak untuk saya. Selain hari libur ada hal lain yang membuat bulan ini cukup istimewa. Ada pengalaman saya selama liburan kemarin yang rasanya perlu saya bagikan. 

Sempat banyak berita naiknya covid  dengan varian baru. Walaupun media berita sudah banyak yang menyiarkan dan di lini masa media sosial sempat membahasnya. Rasanya respon kita biasa-biasa saja seperti dahulu awal kemunculan. 

Saya pun tidak terlalu parno membaca berita naiknya covid. Itu awalnya yang pada akhirnya saya merasa menjadi korban. 

Sepulang kerja tenggorokan saya gatal, hidung mengeluarkan cairan bening nan deras. Saya yakin kita semua tahu tanda-tanda apa ini yup pilek. 

Nah, terkena pilek saat ini dan dulu memiliki rasa yang berbeda. Semuanya berubah karena virus Covid 19. Tidak ada lagi yang bilang cuman pilek dengan entengnya. Hal yang paling terasa adalah penggunaan masker medis demi tidak menyebarkan virusnya. 

Tindakan dan sikap saya tentunya tidak ingin panik apalagi saya masih ada shift kerja esok harinya. Pasca tanda gejala muncul malamnya saya langsung meriang, tulang linu, terkapar merebahkan diri, dan badan rasanya kayak habis digebukin orang-orang sekampung. 

Badan linu tidak bertenaga

Saya ketularan oleh teman saya yang sebelumnya kena pilek. Kalau dirinya memiliki tanda gejala yang jelas batuk dan pilek dirinya bahkan menghabiskan satu pack tisu untuk menyeka cairan hidung yang menyumbat pernapasan. 

Berbeda dengan dirinya tanda gejala yang saya alami tidak sama. Mental dan pikiran yang membuat saya tumbang. 

Badan saya linu, pikiran aur-auran, dan mood saya jatuh sejatuhnya. Varian baru Covid-19 EG.5 atau Eris nampaknya bukan isapan jempol semata. 

Mengutip dari  Yale Medicine, varian EG.5 mempunyai mutasi baru pada protein yang dimana hal ini  berpotensi menghindari sebagian kekebalan yang diperoleh setelah infeksi atau vaksinasi.

Hal wajar jika seorang yang sehat cukup nutrisi berpotensi terkena juga apalagi jika seseorang yang suka begadang minim nutrisi seperti saya sudah pasti menjadi sasaran empuk. 

Pikiran Negatiflah yang membuat sakit itu menderita

Ada beberapa tanda gejala dari varian yang satu ini yakni demam, menggigil, batuk sesak napas, rasa kelelahan, nyeri otot sendi, sakit kepala, hilang rasa atau bau, sakit tenggorokan , hidung tersumbat, mual atau muntah,dan diare.

Dari sekian banyak tanda gejala hal yang ada, rasa lelah, diare, nyeri otot, dan sakit kepala mendominasi sakit pilek saya kali ini. Ada 3 hari badan saya terkapar di atas kasur tidak berdaya, bolak balik ke kamar mandi karena, diare, dan sakit kepala yang tidak berkesudahan. 

Nyatanya bukan saya seorang yang menderita batuk pilek ini. Teman saya, dan rekan kerja saya pun terkena. Hal yang mengherankan adalah tanda gejala yang mereka alami sangat berbeda dengan yang saya alami. 

Tubuh, dan pikiran saya dibuat tumbang olehnya, memang virus satu ini liciknya minta ampun menyaingi liciknya raja iblis. Bukan fisik saja yang diserang tapi, psikis pun tidak luput diserang sama sekali tidak diberi jeda untuk hidup damai. Pikiran saya melalang buana dibawa ke hal-hal yang menyebalkan. Rasanya saya didekatkan dengan ajal saya.

Baru di kondisi seperti itu saya sadar kalau sehat itu memang harus diusahakan.  

Ditambah saya berada dibawa kembali ke rasa trauma covid yang dulu. Tubuh, dan pikiran saya seakan nostalgia dikala saya pernah di kondisi tidak berdaya ini. Dulu saya pernah di kondisi yang serupa hanya beda tempat, dan waktu saja.

Saya terpaksa untuk menggerakkan badan yang sakit untuk masuk kerja. Ya mau gimana kala itu puncak covid sedang merajalela seantero dunia, banyak rekan kerja yang tumbang sakit, banyak juga sejawat saya yang direnggut nyawanya dan shift kerja harus terisi, untuk melakukan pelayanan kesehatan yang optimal. 

Untuk teman-teman yang saat ini mungkin sedang menikmati liburan akhir tahun rasanya tidak salah jika saya memperingatkan apa yang saya alami kemarin. 

Nah untuk terhindar dari kelicikan virus ini asupan nutrisi makanan perlu diperhatikan pilihlah makanan yang seimbang, tambah asupan vitamin dari buah, jika tidak suka buah boleh mengambil vitamin dari suplemen multivitamin. Rekomendasi saya penuhi asupan vitamin C manfaat vitamin C mungkin termasuk perlindungan terhadap sistem kekebalan tubuh.

Berolahraga bisa jadi salah satu faktor pendukung agar badan tetap bugar. Pakailah masker medis yang sudah terstandar. Budayakan untuk mencuci tangan, juga budayakan etika batuk dan bersin dengan siku.

Jangan paksakan diri demi terlihat eksis, dan berkerumun ria jika sedang tidak enak badan. Hindarilah, dan percayalah varian yang satu ini menyebalkan. Kita sudah melewati pandemi tapi, tetap berusaha waspada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun