Terlepas dari keseruan, banyak pesan juga teguran untuk masyarkat. Seperti kita tidak bisa hidup tanpa internet dalam film ini kontras sekali sindiran hal itu. Kita bisa was-was jika akses internet kita terputus.Â
Ketergantungan pada teknologi rasanya menjadi pesan utama dari film ini. Menjadikan kita pribadi yang lemah, dan anti sosial.Â
Namun ada hal yang aku sadari setelah menonton film ini kembali. Dialog dari Katie saat berbicara dengan ibunya membuat ku penasaran. Kok rasanya ada yang aneh, dan berunsur pada golongan tertentu yah?
Dialognya membahasa tentang si Ibu bertanya tentang Jade teman dari Katie. Apakah sudah resmi berpacaran sehingga bisa mengundangnya di acara Thanksgiving.Â
Aku yang mendengarnya merasa aneh karena ada kata "her" yang menandakan Jade adalah perempuan. Kemudian aku mencari tahu lebih lanjut.
Melansir dari Inside "Dalam dunia animasi studio, memiliki karakter gay adalah hal yang langka — apalagi membuat karakter utamanya menjadi gay. Tapi Rianda bilang itu sesuai dengan karakternya, jadi tanpa minta izin dia langsung bikin dia gay" ucap Michael Rianda.
Yup, ternyata kecurigaan ku benar. Sedikit kecewa ada selipan hal seperti ini. Walaupun secara kisah film ini layak untuk disimak tapi, aku masih belum percaya saja hal seperti ini baru aku sadari setelah menonton ulang.
Sepertinya untuk tontonan animasi kedepannya harus kita pantau juga awasi bersama-sama. Film animasi masih menjadi tontonan favorit anak-anak, dan juga masih banyak orang tua yang beranggapan kalau film animasi untuk anak-anak.Â
Mari kita awasi bersama-sama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H