Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengalaman Mendapatkan Penipuan Via Telepon

20 Januari 2023   09:27 Diperbarui: 20 Januari 2023   11:11 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar by dokumentasi pribadi

Sering kali mendengar cerita kisah perihal penipuan via telepon ataupun SMS (Short Message Service)dulu. Sering kali juga menonton video kisah lucu penipu dipermainkan dengan orang-orang hingga kesal. Hingga bertukar kata makian, semua nama nama-nama penghuni kebun binatang dikeluarkan.

Dari kisah-kisah yang ditonton dan aku dengar terbesit rasa keinginan untuk mendapatkan pengalaman yang sama. Dalam hati terbesit kata kok aku tidak pernah yah? ada rasa ingin mendapatkan pengalaman tersebut yang amat sangat dalam.

Bahkan saat kuliah dulu yang dimana belum jaman WhatsApp pun ada beberapa kenalan mahasiswa yang mendapatkan telpon penipu dan naasnya kala itu teman ku menjadi korban hingga terkuras ratusan ribu.

Ya belum ada aplikasi get contact kala itu untuk mengecek siapa yang menelpon atau semacamnya. Ditambah kebanyakan mahasiswa status perantauan yang dimana minim akses komunikasi di kampung halaman.

Dan sepertinya harapan untuk mendapatkan pengalam ini tuntas sudah. Sebelum berakhirnya tahun 2022 aku mendapatkan telepon dari penipu. Tepatnya tanggal 20 Desember 2022 aku mendapatkan telepon tersebut.

Tangkapan layar by dokumentasi pribadi
Tangkapan layar by dokumentasi pribadi
Kronologis singkatnya berawal dari dering telepon dengan logo Grapari Telkomsel. Awalnya aku tidak terlalu memperhatikan karena, secara spontan mengangkatnya ditambah tidak muncul logo merah pada Getcontact.

Untuk yang sudah memasang aplikasi Getcontact pasti paham dengan logo merahnya karena, itu menandakan kalau si penelpon memiliki reputasi yang kurang baik. 

Untuk orang-orang yang pernah ditelpon nomor tersebut akan memberikan rating atau keterangan pada aplikasi Getcontact  bahwa nomor tersebut adalah spam.

Penggunaan tata bahasa yang kaku, lucu, dan menghibur.

Tutur kata si penelpon cukup tertata rapi namun, ada yang terasa berbeda. Nada dan artikulasi ucapannya terasa seperti bapak-bapak yang memiliki aksen daerah tertentu. Seperti mencoba memaksakan berbahasa Indonesia dengan baik.

Secara sadar aku tahu kalau ini bukan dari Customer Service Grapari Telkomsel. Dengan hal tersebut aku mencoba mengikuti permainan si bapak yang mengaku pegawai Telkomsel yang tidak pernah mengenalkan namanya sendiri.

Penawaran yang cukup meyakinkan kebohongannya

Cukup menarik penawaran yang ditawarkan oleh si bapak. Ada 2 penawaran dengan dalih penukaran poin Telkomsel yang mana aku tahu poin telkomsel ku berjumlah berapa dengan mengecek aplikasi My Telkomsel, dan jumlah yang disebutkan oleh si Bapak tentu saja berbeda dengan poin asliku.

Penawaran pertama adalah menggratiskan biaya pascabayar ku selama 3 bulan dengan menukarkan sejumlah poin, dan tentu aku mendengarkannya menjawab dengan antusias, dengan nada mengekspresikan rasa senang penuh kepura-puraan kalau tidak perlu membayar biaya pascabayar ku.

Penawaran kedua si penelpon menawarkan bonus berupa uang sejumlah Rp 700.000 tanpa potong pajak. Penawaran yang sungguh menggiurkan bukan?. 

Penawaran ini sama dengan penawaran sebelumnya yaitu menukar poin dan nantinya akan dikirim melalui dua cara. Cara pertama melalui Bank dan yang kedua melalui aplikasi LinkAja.

Menjahili penipu itu seru bak aktor kawakan

Dari situ aku mulai bermain-main dengan dengan polosnya mengikuti alur permainan dari si penelpon. 

Setelah diskusi singkat dan penawaran singkat aku memilih untuk pembayaran uang tersebut melalui aplikasi LinkAja. 

Kemudian si penelpon berucap untuk menunggu SMS masuk yang berisikan angka OTP (One-Time Password) ku.

Tentu saja aku berdalih tidak ada SMS yang masuk, kemudian beberapa kali SMS masuk yang pada akhirnya aku berucap sudah masuk angka OTP nya pada si penelpon. Kemudian ia meminta nomor OTP tersebut. Kemudian aku memberikan nomor OTP yang salah.

Sepersekian menit si penelpon kebingungan karena nomor yang aku berikan salah. Kemudian ia menawarkan pembayarannya melalui Bank saja. 

Singkat cerita si penelpon meminta 16 angka yang ada dikartu debit ku. Tentu saja aku berdalih mengatakan hanya ada 15 angka padanya.

Ada sekitar 20 menitan kami bertelepon dan sepertinya ia sudah paham kalau dia dipermainkan dan langsung menutup telepon yang dilakukan melalui aplikasi WhatsApp.

Ternyata menyenangkan mempermainkan penipu-penipu scammer ini.

Durasi menelpon aku posting dan tag Telkomsel, My Telkomsel, dan LinkAja di media sosial yang ku punya seperti Twitter, dan Instagram. 

Ternyata postinganku mendapatkan respon tidak sampai 15 menit aku mendapat DM (direct message)dari admin Telkomsel.

Foto dokumentasi pribadi by Twitter
Foto dokumentasi pribadi by Twitter
Dari pihak Telkomsel membenarkan bahwasanya pihak Telkomsel tidak memiliki promo terkait penukaran poin melalui telepon. Jika Pun ada penukaran poin Telkomsel bisa ditukar melalui aplikasi My Telkomsel.

Rasanya menyenangkan bisa mempermainkan si penipu, membuat ia kesal karena dipermainkan mungkin kita sebagai individu memang memiliki sifat jahit tersendiri. 

Dan akhirnya sebelum tahun 2023 menjelang keinginan ku untuk ditelpon penipu terwujud. Sedikit nyeleneh memang tapi, pengalaman yang menyenangkan, dan semoga keinginan lain nya bisa terwujud di tahun 2023.

Akhir kata jangan pernah memberikan OTP kita pada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun