Generasi milenial cukup terbuka akan hal baru dan mereka paham betul dengan hal tersebut. Salah satu hal baru yang cukup hangat dibahas adalah kesehatan mental. Generasi milenial sangat paham betul akan kesehatan mental.Â
Melakukan pekerjaan atau mengemban pekerjaan diluar jam kerja, apalagi mengemban tanggung jawab yang bukan pekerjaannya akan mempengaruhi kondisi mental. Kondisi itu disebut dengan Burnout.
Mengutip dari Tirto tentang Burnout,dari "Jonathan Malesic adalah karakteristik zaman yang tercipta karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada pekerja. Menurutnya, kerja modern saat ini menuntut intensitas emosi yang lebih, namun di sisi lain minus penghargaan".
Bekerja saat ini banyak tuntutan yang diterima oleh generasi milenial. Sejatinya generasi milenial ingin memiliki pekerjaan yang bisa mencukupi diri mereka. Dari segi finansial, aktualisasi diri, jalinan pertemanan, dan tentu saja prospek karir kedepannya.Â
Hal yang sering dirasakan oleh pekerja milenial ialah apa yang kami lakukan selalu tidak mendapat apresiasi diri. Minimnya pengetahuan akan hal ini membuat kesenjangan antar rekan kerja. Mungkin gap generasi yang jauh.Â
Generasi milenial berharap bisa bekerja sekaligus mengembangkan dirinya sebagai manusia, dan tidak semua intansi pekerjaan paham akan hal itu. Intan pekerjaan menganggap pekerja ya pekerja saja tidak lebih tidak kurang.Â
Oleh karena itu fenomena ini suatu bentuk pertahanan diri dari generasi milenial untuk bertahan di dunia kerja yang jauh dari harapan kami. Ya mau tidak mau kehidupan harus berjalan dan itu butuh biaya.
Fenomena ini sebenarnya unik dan nyata adanya. Hal ini bisa saja mempengaruhi produktivitas nantinya. Jumlah generasi milenial bisa jadi mendominasi lapangan pekerjaan. Mengganti pekerja yang masuk usia pensiun.Â
Jika fenomena ini tidak dibenahi tentu akan menurunkan produktivitas semua lini pekerjaan. Produktivitas yang ideal pada akhirnya lebih mengutamakan kualitas, bukan kuantitas.Â
Jawaban yang paling baik untuk membenahi hal ini adalah kompromi dan komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H