Diet sebenarnya adalah pola makan, yang cara dan jenis makanannya sudah diatur. Tujuannya demi menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang ideal.
Dengan menjaga berat badan yang ideal kita bisa menghindari penyakit tertentu. Kelebihan berat badan atau disebut obesitas sangat berisiko terkena penyakit seperti Diabetes, Hipertensi dan penyakit penyerta lainnya.Â
Namun banyak di kalangan orang-orang yang menganggap diet itu bukan mengatur pola makan melainkan berhenti konsumsi.Â
Contoh makanan yang dihentikan untuk dimakan atau dikonsumsi adalah gula. Namun benarkah menghentikan konsumsi gula itu baik dan tepat?. Dari pengalaman pribadi pernah mencoba menghentikan konsumsi gula yang dari biasanya ternyata cukup membuat badan lemas. Gula merupakan salah satu sumber energi untuk tubuh.Â
Jika gula pada tubuh berlebih semua gula yang ada tubuh akan disimpan menjadi cadangan energi nantinya. Kelebihan inilah yang menimbulkan tumpukan-tumpukan di tubuh. Tumpukan gula akan diubah menjadi lemak oleh tubuh.
Badan lemas karena kekurangan gula itu tidak menyenangkan. Untuk melakukan kegiatan apapun tidak semangat. Mood menjadi buruk dan melakukan semua kegiatan akan menjadi sulit.Â
Saat tubuh lemas kekurangan energi akan berdampak pada pekerjaan juga. Performa dan produktivitas kita akan menurun.
Mengutip dari health kompas.com Jika seseorang tidak mengatasi gula darah rendah berlarut-larut, efeknya menjadi lebih ekstrim pada tubuh. Mengutip Medical News Today, efek gula darah rendah dibedakan dalam 2 jenis, yaitu jangka pendek dan panjang.Â
Dalam kasus gula darah rendah yang parah, komplikasi jangka pendek yang dapat terjadi meliputi:Â
Pendarahan otakÂ
Serangan jantungÂ
Gangguan fungsi kognitifÂ
Efek jangka panjang gula darah rendah merupakan kondisi kritis yang meningkatkan risiko penyakit jantung.Â
Selain itu, dapat meningkatkan risiko:Â
Penyakit mataÂ
Penyakit ginjalÂ
Kerusakan saraf.Â
Pada kasus yang parah, sel saraf bisa mati karena kekurangan suplai glukosa.Â
Jika ada kerusakan pada saraf yang mengendalikan organ dalam, tubuh bisa masuk Sumber Terpercaya Neuropati otonom. Â Seseorang dengan kondisi ini kehilangan kemampuan untuk mendeteksi kadar gula darah rendah, dan mereka mungkin tidak mengalami gejala. Mereka mungkin tidak tahu bahwa mereka memiliki gula darah rendah, sehingga mencegah intervensi dini. Ini meningkatkan mempertaruhkan seseorang yang mengalami hipoglikemia berat.
Cukup berbahaya bukan? untuk teman-teman yang ingin atau sedang diet tolong dirubah persepsinya. Diet bukan menghentikan tapi mengatur pola makan. Untuk yang mengecap gula adalah zat berbahaya itu tidak salah benar. Semua akan menjadi masalah jika berlebih dan kurang. Hal baik adalah keseimbangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H