Mohon tunggu...
Muhammad Nabhan Fajruddin
Muhammad Nabhan Fajruddin Mohon Tunggu... Lainnya - Petualang Ilmu

Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akar Rumput Berakar Jati

7 Oktober 2024   23:06 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:49 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjawab tantangan demokrasi yang semakin tidak karuan, akar rumput harus berbenah mengubah ruhnya menjadi akar rumput dalam arti positif untuk merawat demokrasi. Sekaligus untuk mengubah sedikit demi sedikit sistem yang kacau menjadi suatu sistem demokrasi yang penuh dengan ide dan gagasan. 

Seperti kata Jhon Dewey bahwa akar rumput seharusnya tidak menjadi komoditas politik yang pasif, tetapi menjadi kekuatan yang aktif untuk selalu bersuara mengungkapkan gagasan untuk mengawal kebijakan. 

Ini sejalan dengan konsep Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya rakyat berperan dalam segala hal yang terjadi di negara demokrasi. Oleh karena itu, akar rumput seharusnya memiliki kedaulatan yang dilandasi oleh kepentingan bersama untuk selalu menancapkan akar yang kuat dan tidak mudah goyah.

Agaknya akar rumput harus mengingat kembali bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan untuk berdaulat atas dirinya sendiri. Menjadi pemimpin dari diri dan pikirannya untuk selalu menggunakan landasan pikir dalam mengambil setiap tindakan. Tuhan selalu menyeru pada hambanya, "Afala takkilun," yang menanyakan apakah kalian tidak berpikir. Artinya, menjadi akar rumput merupakan suatu keniscayaan, tetapi memperkuat akar rumput laiknya akar jati yang menancap kuat ke tanah adalah suatu keharusan. Dalam konteks politik hari ini, akar rumput harus mengubah ruhnya, agar tidak menjadi komoditas politik tetapi menjadi kekuatan untuk mengawal demokrasi negeri ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun