Mohon tunggu...
Muhammad Nabhan Fajruddin
Muhammad Nabhan Fajruddin Mohon Tunggu... Lainnya - Petualang Ilmu

Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penawar Quarter Life Crisis

21 November 2023   15:51 Diperbarui: 21 November 2023   16:03 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yang mengatakan bahwa quarter life adalah masa tersulit dalam fase kehidupan, sehingga dikenal dengan quarter life crisis. Sesungguhnya quarter life  berkisar pada usia 20-30 tahun, dalam sudut pandang biologis fase ini merupakan fase yang matang bagi tubuh dalam perkembangannya. Sedangkan secara psikologis sudah memasuki masa dewasa awal yang merupakan peralihan dari remaja ke dewasa awal. 

Fase ini ditandai dengan sudah mulai menemukan jati diri melalui pemikiran semakin matang, logis, idealis, dan memiliki karakteristik. Seakan tubuh dan jiwa sudah semakin siap menghadapi realitas dan permasalahan kehidupan yang serba kompleks dan rumit. 

Artinya fase quarter life merupakan fase awal dalam kehidupan mengalami banyak permasalahan dalam kehidupan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan percintaan.

Pada umumnya permasalahan quarter life crisis adalah anxiety dan overthinking dalam menyikapi setiap permasalahan yang datang. Anxiety adalah perasaan cemas, takut, dan khawatir dalam menghadapi situasi atau peristiwa. 

Sedang overthinking adalah berpikir berlebihan sampai rinci mengenai suatu hal yang tidak nyata. Kedua hal tersebut saling berhubungan satu sama lain, keduanya juga menjadi sumber permasalahan dalam menghadapi peristiwa dan situasi tertentu. 

Semua orang pasti mengalami dua hal tersebut dalam quarter life, oleh karenanya diperlukan mengenal diri sendiri lebih dalam lagi serta mengenal permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan kesadaran tentang kemampuan diri dan mengenal masalah maka quarter life crisis dapat teratasi.

Selain itu, permasalahan dalam quarter life disebabkan karena persepsi banyak orang yang menganggap hidup adalah perlombaan meraih kesuksesan dan pencapaian. 

Standar kehidupan yang serba mapan, penuh kebahagiaan, dengan segala materi yang melimpah adalah titik sukses bagi kebanyakan orang. Oleh karena itu, banyak yang berlomba-lomba memamerkan pencapaian dan kesuksesan berupa di sosial media.  

Semua itu dilakukan hanya sekadar untuk menginformasikan kepada khalayak bahwa dia sudah mencapai kesuksesan. Seakan hidup adalah suatu perlombaan siapa yang paling cepat meraih kesuksesan tertentu berarti dialah yang paling hebat.

Realitasnya di masyarakat menganggap lulus cepat, cepat mendapat kerja, cepat nikah, cepat punya aset, cepat naik jabatan, cepat kaya, dan lainnya adalah suatu yang diagung-agungkan. 

Namun, sesungguhnya hidup bukanlah ajang perlombaan, tetapi ajang untuk selalu berproses dalam memaknai setiap peristiwa kehidupan yang dialami. Seorang yang dapat mengambil pelajaran dari setiap kegagalan dan keberhasilan adalah manusia yang akan selalu tumbuh untuk menjadi lebih baik.

Kesadaran bahwa hidup adalah proses belajar harus dimiliki dalam menghadapi quarter life crisis. Terkadang dalam menjalani proses kehidupan pasti bertemu dengan kegagalan atau keberhasilan. 

Sesungguhnya kegagalan dan penolakan bukanlah akhir dari kehidupan, tetapi kegagalan dan penolakan adalah batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, keberhasilan bukan akhir dari proses kehidupan, tetapi keberhasilan adalah awal dari permasalahan yang baru. 

Dalam memaknai kegagalan dan keberhasilan Tuhan berfirman QS. Al-Baqarah ayat 216, wa’asaa an takrahuu syay-an wahuwa khayrun lakum wa’asaa an tuhibbuu syay-an wahuwa syarrun lakum waallaahu ya’lamu wa-antum laa ta’lamuun.” Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Tuhan mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Quarter life crisis adalah fase kehidupan yang harus dilewati setiap remaja yang baru memasuki dewasa awal. Sesungguhnya secara biologis dan psikologis kondisi jiwa masa dewasa awal sudah siap dalam menghadapi quarter life crisis. Untuk menghadapi kompleksitas permasalahan pada fase quarter life crisis harus memiliki langkah bijak. 

Pertama, kenali diri sendiri, dengan mengenal batasan dan kemampuan diri maka akan jelas langkah-langkah yang harus diambil. 

Kedua, kenali permasalahan, melalui analisis masalah yang komprehensif maka akan lebih mudah menentukan solusi. 

Ketiga, buang persepsi hidup adalah perlombaan, dengan pemahaman tersebut maka akan lebih fokus pada proses dalam menghadapi permasalahan. 

Keempat, tanamkan mindset bahwa hidup adalah proses belajar, artinya segala bentuk keberhasilan dan kegagalan adalah suatu proses belajar menjadi lebih baik. 

Kelima, libatkan Tuhan, setelah melakukan berbagai usaha maka selanjutnya adalah berdoa kepada Dzat Yang Maha Mengetahui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun