Namun, sesungguhnya hidup bukanlah ajang perlombaan, tetapi ajang untuk selalu berproses dalam memaknai setiap peristiwa kehidupan yang dialami. Seorang yang dapat mengambil pelajaran dari setiap kegagalan dan keberhasilan adalah manusia yang akan selalu tumbuh untuk menjadi lebih baik.
Kesadaran bahwa hidup adalah proses belajar harus dimiliki dalam menghadapi quarter life crisis. Terkadang dalam menjalani proses kehidupan pasti bertemu dengan kegagalan atau keberhasilan.
Sesungguhnya kegagalan dan penolakan bukanlah akhir dari kehidupan, tetapi kegagalan dan penolakan adalah batu loncatan untuk menjadi lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya, keberhasilan bukan akhir dari proses kehidupan, tetapi keberhasilan adalah awal dari permasalahan yang baru.
Dalam memaknai kegagalan dan keberhasilan Tuhan berfirman QS. Al-Baqarah ayat 216, “wa’asaa an takrahuu syay-an wahuwa khayrun lakum wa’asaa an tuhibbuu syay-an wahuwa syarrun lakum waallaahu ya’lamu wa-antum laa ta’lamuun.” Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Tuhan mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Quarter life crisis adalah fase kehidupan yang harus dilewati setiap remaja yang baru memasuki dewasa awal. Sesungguhnya secara biologis dan psikologis kondisi jiwa masa dewasa awal sudah siap dalam menghadapi quarter life crisis. Untuk menghadapi kompleksitas permasalahan pada fase quarter life crisis harus memiliki langkah bijak.
Pertama, kenali diri sendiri, dengan mengenal batasan dan kemampuan diri maka akan jelas langkah-langkah yang harus diambil.
Kedua, kenali permasalahan, melalui analisis masalah yang komprehensif maka akan lebih mudah menentukan solusi.
Ketiga, buang persepsi hidup adalah perlombaan, dengan pemahaman tersebut maka akan lebih fokus pada proses dalam menghadapi permasalahan.
Keempat, tanamkan mindset bahwa hidup adalah proses belajar, artinya segala bentuk keberhasilan dan kegagalan adalah suatu proses belajar menjadi lebih baik.
Kelima, libatkan Tuhan, setelah melakukan berbagai usaha maka selanjutnya adalah berdoa kepada Dzat Yang Maha Mengetahui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H