Dr. Stone ini sebenarnya hadir sebagai seri manga shounen Jepang karya Riichiro Inagaki dan dibantu Boichi sebagai illustrator. Komik ini pertama kali dipublikasikan di majalah Weekly Shonen Jump yang terbit pada 6 Maret 2017. Tentunya ini menjadi salah satu manga seri terpopuler di Jepang. Sebagai bukti bahwa Dr. Stone mampu bertengger di peringkat ke 15 bersamaan dengan Keep Your Hands Off Eizouken! pada tahun 2018 sebagai daftar manga terbaik untuk pembaca pria versi Kono Manga ga Sugoi!
Tidak sampai disitu, Dr. Stone kembali membuktikan popularitasnya, manga ini terus berlanjut dengan merilis special series Dr. Stone Reboot: Byakuya yang resmi terbit pada 28 Oktober – 23 Desember 2019. Series ini sendiri dirilis dalam edisi ke48 dari majalah Weekly Shōnen Jump.
Seolah tak pernah padam, serial komik Dr. Stone menjawab penantian penggemarnya dengan akhirnya diadaptasi menjadi serial anime. Kabar baik ini tentunya diumumkan melalui majalah Weekly Shounen Jump volume 51, dan tayang mulai dari tanggal 5 Juli 2019 – sekarang. Skenarionya disusun oleh Yuichiro Kudo disutradarai oleh Shinya Lino dan digarap oleh TMS Entertainment
Alur Cerita yang Menjanjikan
Cerita diserial ini dimulai ketika suatu hari Taiju Ooki berencana untuk menyatakan perasaannya kepada Yuzuriha Ogawa, teman sekolahnya yang ia sukai selama lima tahun belakangan. Tapi sebelum Yuzuriha menjawab Taiju, tiba-tiba saja cahaya hijau misterius terpancar dari kejauhan dan dalam sekejap mengubah semua umat manusia di berbagai belahan dunia menjadi batu, termasuk Yuzuriha dan Taiju.
Para manusia lain yang terjebak di dalam batu mulai kehilangan kesadarannya dan dalam sekejap jejak peradaban modern pun menghilang ditelan waktu. Setelah lebih dari tiga ribu tahun, Taiju akhirnya terbangun dari “tidurnya” karena berhasil mempertahankan tekad untuk tetap hidup selama terjebak di dalam batu.
Ternyata ia tak sendiri, Taiju kembali bertemu dengan temannya yang ingin menyintasi sains yaitu Senku (Central Character), yang ternyata ia sudah “bangun” lebih dahulu beberapa waktu sebelumnya. Disinilah akhirnya mereka berdua bertekad untuk memulai kembali peradaban manusia dengan kekuatan sains.
Membentuk Teknologi di Zaman Batu
Senku yang ternyata berhasil lolos 3700 tahun kemudian berkat kemampuan dirinya untuk mempertahankan kesadarannya meski membatu mulai memutar otak untuk mengembalikan peradaban. Ia pun akhirnya menciptakan antibiotic untuk membangkitkan manusia lainnya mengingat mereka memerlukan banyak tenaga kerja.
Tahapan-tahapan yang ditempuh tidaklah mudah. Namun, demi sains dan teknologi nyawa pun akan mereka taruhkan untuk mengembalikan jutaan orang. Sayangnya, keputusan mereka justru mendatangkan maut setelah mereka berhasil mebangkitkan Tsukasa yang justru memiliki tujuan bertentangan dengan Taiju dan Senku.
Suasana yang Mulai Memukau
Visual Cinematography yang disuguhkan dalam Dr. Stone segar, indah, dan tentunya asing. Flora dan fauna nya digambarkan liar dan bebas karena manusia tidak lagi berada puncak rantai makanan. Kesan lebat dan kesuburan sukses terbangun pada series ini. Meskipun disuguhkan dengan panorama yang memukau, tapi suasana yang ditonjolkan adalah fakta dan misteri dari fenomena yang terjadi. Misteri-misteri yang sejak awal episode munculkan akan terkuak seiring dengan bubarnya series ini.
Mengapa beradaban manusia bisa dikutuk menjadi batu? Semestinya bukan itu yang dipertanyakan. Namun, dapatkan Dr. Stone mampu memuaskan penggemar dengan misteri yang menggelayut? Setidaknya anime series ini mampu menjawab misteri dengan penyajian yang masuk akal.
Sudut yang Berlawanan
Salah satu masalah dalam anime ini terletak pada karakterisasinya. Senku yang berposisi sebagai Central Character adalah seorang ilmuan yang mampu mengetahui semua hal yang ada di dunia ini dapat bekerja. Bahkan hal-hal yang tak pernah hadir dalam dunia sains SMA paada umumnya, Senku secara persentase 100% tahu akan jawabannya.
Ya, disini karakter Senku terlalu sempurna untuk ukuran remaja. Posisi Taiju Ooki siswa yang tangguh tapi tidak cukup pintar sangat pas sebagai pendukung suasana. Cara ia berteriak bahkan menjadi unsur penyemangat alih-alih bikin kesel.
Dari sudut yang berbeda, berdiri seorang karakter antagonis yang hanya bermodalkan penampilannya saja. Tsukasa yang diceritakan memiliki kekuatan fisik yang tak main-main bahkan mampu menumpaskan singa jantan buas hanya dengan sekali pukulan. Tsukasa si pemburu tak tertandingi memiliki misi yang bertentangan dengan Senku dan Taiju ingin menciptakan dunia yang ideal.
Baginya hanya orang-orang dengan hati mulia yang berhak untuk hidup bebas. Perang idealism dan humanism pada anime ini pun tak terelakkan. Apakah Senku dapat menghentikan Tsukasa yang semakin buas dan berhasil menyelesaikan misinya ?
Padahal cara Dr.Stone mengeksplorasi segala hal berbau sains sudah sangat lumayan. Tapi plot twist masih menjadi hal yang lumrah pada anime ini. Selain itu karakter Yuzuriha Ogawa tidak cukup membangun. Karakter yang disajikan masih sama dengan gadis pada anime-anime lain. Sebagai siswi yang cantik, periang, dan menjadi motivator untuk karakter cowok dikondisi yang krusial. Sebuah karakter yang “pasaran” untuk dihadirkan.
Unsur humornya menjadi best connector meskipun selalu melibatkan gestur wajah yang cringy. Ya I know, this is anime shounen. Tapi pengennya porsi jokes nya lebih diseimbangkan dengan porsi bagian yang lebih berbobot so bisa lebih mengurangi rasa bosan akan teori yang cukup berat.
Dr. Stone berhasil menjadi salah satu anime yang menawarkan kesegaran baru terkhusus karena konsep dari alur cerita. Kabar baiknya selain series ini terus berlanjut ke season berikutnya tapi juga anime ini dapat dinikmati di Netflix. Sehingga penggemar memiliki cara lain untuk menikmati anime shounen ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H