Mohon tunggu...
Naadhirah Aisyah Prameswari A.
Naadhirah Aisyah Prameswari A. Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi yang suka menulis dan ingin mengembangkan bakatnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Fast Fashion dan Dampaknya bagi Beberapa Aspek Kehidupan

3 Juni 2022   23:23 Diperbarui: 3 Juni 2022   23:27 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tahukah kalian bahwa Fast Fashion memiliki kaitan erat dengan limbah fashion? Industri tekstil dapat menghasilkan limbah berbentuk cairan, padatan, dan gas yang dapat mencemari lingkungan. Fast Fashion menjadi alasan utama mengapa industri fashion bisa disebut sebagai salah satu industri penyumbang polusi terbesar di dunia.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud Fast Fashion itu?

Dilansir dari website zerowaste.id, Fast Fashion adalah istilah yang digunakan untuk industri tekstil yang memproduksi bermacam-macam model fashion dan silih berganti dalam waktu sangat singkat, serta menggunakan bahan baku yang kualitasnya cukup buruk sehingga pakaian tidak bisa bertahan lama. Fast Fashion biasanya mengikuti tren busana terbaru atau sesuai musim dan tidak jarang koleksinya dipamerkan pada peragaan busana Fashion Week.

Ketua umum Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) yang menggelar Indonesia Fashion Week (IFW) 2019, Poppy Dharsono, menyorot perilaku komsumtif masyarakat zaman sekarang, rata-rata manusia membeli 60% lebih banyak pakaian daripada 15 tahun yang lalu. Hal ini dapat menjadi alasan mengapa Fast Fashion terus diterapkan oleh beberapa brand fashion di dunia.

Brand fashion di mal seperti ZARA, Stradivarius, H&M, Uniqlo, Pull and Bear, dan Bershka merupakan contoh dari brand yang menerapkan konsep Fast Fashion. Brand tersebut menjual produk dengan produksi cepat dan model fashion cepat berganti dengan harga yang murah.

Saat ini kebanyakan produsen Fast Fashion  dapat memproduksi dan menghasilkan kurang lebih 42 model fashion dalam kurun waktu satu tahun. Untuk itu mereka memerlukan pekerja yang cukup banyak serta seringkali membahayakan nyawa pekerjanya karena jam bekerja yang diberikan kurang masuk akal (14 jam per hari) dengan upah sangat rendah dan tidak ada asuransi jiwa. Biasanya orang-orang yang dipekerjakan adalah wanita muda atau dibawah umur yang berpendidikan rendah dan kebanyakan merupakan seorang imigran.

Dengan banyaknya model busana fashion yang diproduksi, bisa terjadi kelebihan produksi yang akhirnya dilakukan pembakaran pada stok busana yang tidak terjual atau kurang diminati masyarakat sehingga meningkatkan polusi udara.

Kebanyakan industri Fast Fashion terletak di Asia (contohnya China) dan negara berkembang, seperti India, Bangladesh, dan Indonesia. Dikutip dari laman website vice.com, China merupakan produsen dari 50% produk tekstil di dunia dan paling banyak menampung produk busana dari seluruh dunia untuk didaur ulang menjadi benang. Namun sejak Januari 2018 lalu China menetapkan larangan impor 24 kategori limbah padat, diantaranya plastik, kertas, dan produk tekstil tertentu termasuk busana bekas untuk didaur ulang. 

Hal ini menjadi masalah baru bagi sebagian besar negara yang bergantung pada China untuk mendaur ulang limbah padatnya, khususnya busana. Akibatnya sekarang ini banyak ditemukan busana-busana bekas yang menumpuk di tempat pembuangan sampah.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan ciri-ciri Fast Fashion yaitu:

  • Model busana Fast Fashion silih berganti dalam waktu yang singkat
  • Model busana yang dipilih selalu mengikuti tren terbaru
  • Dijual dengan harga murah tetapi menggunakan bahan baku berkualitas buruk sehingga tidak bisa digunakan dalam jangka waktu lama
  • Banyak diproduksi di Asia dan negara berkembang dengan gaji sangat murah dan tidak memerhatikan keselamatan pekerjanya

Dampak dari Fast Fashion bisa memengaruhi banyak aspek kehidupan seperti lingkungan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun