Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sebab, sebagian besar aktifitas manusia dilakukan secara kelompok. Sedangkan jika dikaitkan dengan pendidikan, maka terlebih dahulu mengerti apa yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Menurut Dewey, tujuan pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat berfungsi secara individual dan berfungsi sebagai anggota masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang bersifat aktif, ilmiah, dan memasyarakat serta berdasarkan kehidupan nyata yang dapat mengembangkan jiwa, pengetahuan, rasa tanggung jawab, keterampilan, kemauan, dan kehalusan budi pekerti. Berbicara tentang landasan sosial budaya dalam pendidikan, maka ada beberapa hal yang perlu dibahas, yaitu: (1) sosiologi dan pendidikan, (2) kebudayaan dan pendidikan.
Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, mengingat subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan yang dapat dikembangkan sesuai potensinya. Dengan sosiologi, maka diharapkan pendidikan mampu melahirkan individu yang dapat berbaur dan bekerja sama dalam masyarakat serta dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di kehidupan masyarakat.
Pendidikan yang diinginkan masyarakat adalah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselaraasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi memberikan petunjuk tentang bagaimana seharusnya seorang guru membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman.
Wujud dari sosiologi dalam pendidikan adalah tentang konsep proses sosial. Proses sosial merupakan suatu cara berhubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang dapat menciptakan hubungan tertentu diantara mereka.
Interaki dan proses sosial dapat terjadi sebagai akibat dari salah satu atau gabungan dari faktor-faktor berikut:
Imitasi
Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan negatif.
Sugesti
Sugesti akan terjadi jika seseorang menerima atau tertarik pada pandangan sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas.
Identifikasi
Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi yang mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun di bawah sadar.
Simpati
Simpati akan terjadi ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan adalah cara hidup yang diciptakan oleh manusia sesuai dengan perkembangan kondisi mereka di kehidupan masyarakat. Posisi pendidikan dengan kebudayaan merupakan tata hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal relationship); atau pendidikan merupakan variable yang mendorong terjadinya perubahan kebudayaan di dalam tata hubungan asimetris dimana satu variable mempengaruhi variable yang lainnya.
Kebudayaan dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan akan berubah. Jika pendidikan berubah maka akan bisa merubah kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperthankan kebudayaan yang baik dan merubah kebudayaan yang buruk.
Menurut Kneller ada tiga hal yang menimbulkan perubahan kebudayan, yaitu:
Originasi, yaitu sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan ini akan menggeser atau memperbarui yang lama.
Difusi, yaitu Pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru ke dalam budaya yang lama.
Reinterpretasi, adalah perubahan-perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memenuhi unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Ada beberapa unsur yang harus ada dalam pendidikan agar mampu mencetak generasi yang berkebudayaan baik dan maju. Seperti kejujuran, politik demokratis, individu yang mempunyai keterampilan agar siap untuk bekerja , individu yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta individu yang taat beragama namun tetap toleransi terhadap orang lain.
REFERENSI
Soekarjo, M. Landasan pendidika. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. 2010)
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembngkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. 2012)
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. (Jakarta: Rineka Cipta.2013)
Supriyoko. Sistem Pendidikan Nasional dan Peran Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan, http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Sistim%20Pendidikan%20Nasional%20-%20ki%20supriyono.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H