"Iya. Kenapa?"
"Kenapa apanya sih?" Aku memang bingung apa sudah kelewat berumur.
"Kenapa suka sama gue dulu? Kenapa sekarang nggak lagi."
"Ehm karena dulu lo baek...."
"Sekarang gue nggak baek?" Ia memotong ucapanku.
"Bukan. Tunggu dulu dong. Jangan dipotong."
Dia tersenyum mengangguk-angguk. Dan senyumnya itu mengantarkanku pada belasan tahun silam itu. Senyum yang sama. Lalu ia menggerakkan tangannya mempersilahkanku berbicara dan sedetik berikutnya ia menangkupkan tanggannya ke mulutnya tanda ia tak akan memotong ucapanku lagi. Dan ia menutupnya dengan senyumnya.
"Ya lo dulu baek. Sekarang juga baek sih. Lo dulu ramah..." Kulihat mulutnya mulai bergerak ingin memotong ucapanku. Tapi urung karena aku sedikit memelototinya. "Lo sering negor gue. Katanya sih lo cool tapi kita bisa temanan baek. Itu yang membuat gue dulu suka sama lo. Mungkin gitu." Aku diam menunggu reaksinya. Ia hanya mengangguk-angguk memperhatikan jawabanku. "Heh!" Tegurku.
"Oh gue udah boleh ngomong nih? Hehe. Bukan karena gue ganteng ya? Kata anak-anak gue ganteng."
"Humhhhhh..."
"Terus sekarang kenapa nggak suka lagi sama gue?"