Mohon tunggu...
Maulana Ghozali
Maulana Ghozali Mohon Tunggu... lainnya -

Diam itu belajar memahami. || My Blog: https://pemilu-cerdas.blogspot.com/ ||

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Akar Konflik Timur Tengah Melupakan Saudara Tua

21 Agustus 2018   12:29 Diperbarui: 3 September 2018   02:17 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Persepsi Timur Tengah selain masalah isu Sunny-Syiah saja terlalu sempit dibahas. Di Timur Tengah ada banyak orang termasuk ada Israel/Nasrasni ada juga Yahudi/Zionis yang hidup disana. Dalam ajaran Samawi semuanya bermuara pada keturunan Nabi Ibrahim/Abraham atau orang Ibrani. Dari massa nabi Ibrahim sendiri bertemu banyak golongan, istilah sekarang Timur Tengah dikeliling orang-orang Eropa, Rusia, Afrika ataupun China. 

Maka tak heran menghasilkan banyak keturunan yang beragam sampai mengklaim kami "keturunan murni/keturunan sempurna" atau keturunan campur dari garis ayah atau ibu. Tentunya para pembaca tahu jika ada yang mengaku keturunan murni pasti ada keturunan palsu yang seolah dibungkus rapat-rapat. Para pembaca juga pasti bangga jika sudah membaca buku si A, B, C, ada juga yang melarang untuk tidak mebaca buku si A, si B itu.

Timur Tengah bukanlah daerah biasa disana ada Makkah dan Madinah yang sangat terkenal dikalangan Muslim Dunia. Ada Daerah Yerussalem yang diakui tanah istimewa bagi tiga agama besar. Yahudi atau Israel sempat berembuk dimana tempat suci menurut ajarannya ada yang menyebut ada di tanah Afrika tapi akhirnya memilih Yerussalem. 

Permasalahan besar selain perebutan tanah suci juga perebutan masalah keturunan murni, seperti tidak sembarang orang bisa menikah dengan orang-orang Israel atau Yahudi. Mereka pasti memilih pernikahan anak-anaknya dengan sesama saudara. Begitu juga dengan keturunan para habaib pasti menikahkan dengan sanak saudaranya. Jika ada yang menikah dengan orang lain dianggap bukan keturunan murni atau bagian darinya. 

Hal ini demi menjaga kemurnian darah biru. Tapi mereka semua lupa yang sudah di atas angin. Perang saudara dan konflik yang berkepanjangan yang akhirny sudah tidak mencerminkan darah biru. Adanya martir-marti dan anak-anak Yatim hidup sendiri dan diasuh/diadopsi dari orang-orang luar dengan didikannya berbeda.

Sebuah kajian menarik, dalam kitab Barzanji (kitab maulid klasik) karya seorang dari suku Kurdi menjelaskan bahwa Nabi Muhammad S.A.W bukan orang Arab asli. Suku Kurdi pun mengakui nabi Muhammad bukan bagian dari sukunya. Tentu saja orang Arab bangga dengan nabi Muhammad bagian darinya meski dari garis keturunan ibu. 

Nabi Muhammad S.A.W tepatnya keturunan Nabi Ibrahim A.S yang anak turunannya menikahi gadis Arab yang akhirnya melahirkan suku Quraisy (suku terpandang). Melalui tenggat waktu yang panjang keturunan dari Nabi Ismail menjadi orang bisa. Sedankan keturnan dari Nabi Ishak menjadi pembesar-pembesar Tanah Timur Tengah. Belum lagi orang Arab terbagi menjadi 12 suku, termasuk suku Kurdi. 

Anehnya ulama-ulama sekarang ini jarang baca kitab klasik Barzanji tapi lebih memilih baca kitab Maulid terbaru buatan suku lain. Apakah karena keegoan suku, karena kitab Barzanji dibuat dari suku Kurdi yang dipandang rendah. Saat ini suku Kurdi ingin buat negara tapi orang Arab sekitarnya tidak sedikitpun memberinya wilayah. Kitab Barzanji menjelaskan secara gamblang dan konsisten tentang kesempurnaan Nabi Muhammad dari alam ruh sebelum adanya alam manusia. 

Nabi Ibrahim sendiri memiliki dua Istri (Siti Hajar dan Siti Sarah) yang satu melahirkan Suku Quraisy yang kurang terkenal dibanding yang satunya lagi melahirkan Suku Israel atau Nasrani yang sangat terkenal dan di tulis dalam kitab Alquran. Ishak lahir dari istri pertama Siti Sarah di usia yang sangat tua. Sedangkan Ismail lahir dari istri kedua yaitu Siti Hajar yang muda. 

Dari pernikahan ini saja menimbulkan kecemburuan dimana Siti Sarah melahirkan terlebih dahulu daripada Siti Hajar. Dua golongan besar yang memiliki agama masing-masing dan kitabnya masing-masing padahal mereka "Satu Saudara Besar"

Ingat juga ketika terjadi perang saudara cucunya Nabi Muhammad dari garis Fatimah Azzahrah. Mungkin orang Arab merasa di atas angin karena di turunkannya nabi terkahir. Orang Arab lupa saudara tua yang masih kerabatnya yaitu Israel dan Yahudi. 

Mereka melupakan persaudaraan yang merupakan keluarga besar dari Turunan Nabi Ibrahim A.S. Mungkin akar dari konflik Timur Tengah karena mereka melupakan persaudaraan besar yang terbagi menjadi kabilah2, agama dan keyakinan yang berbeda-beda. Semua pasti tahu siapa yang menyerang duluan siapa yang diserang duluan.

Pasti banyak orang yang tertipu untuk mencari sebuah teks-teks rahasia atau motif menuju kebenaran. Jika ada orang yang berpergian kesana kemari tantu ada sebab, maksud dan tujuan memperpanjang koflik. 

Ada statement atau pernyataan secara jelas ada juga pernyataan tersembunyi dengan kode-kode sandi tertentu. Era digitalisasi sekarang ini semua kelompok sudah terbaca arah tujuan ditambah lagi para ahli-ahli banyak yang lahir di era sekarang. Semua tidak bisa mengelak, tinggal menunggu Gong nya saja. Siapa yang bertindak radikal duluan bisa dihakimi ramai-ramai masa.

Mari kita berdamai dengan "kesadaran"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun