Mohon tunggu...
Najib Abdillah
Najib Abdillah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berharap tersesat di lingkaran ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gerbong Revolusi dari Malinau

28 November 2014   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416472475383591764


Judul buku : "Revolusi dari Desa: Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat"

Penulis         : DR. Yansen TP., M.Si

Penerbit      : PT.  Elex Media Komputindo

Halaman     : xxv + 180 hal, cet 1, 2014

ISBN             : 978-602-02-5099-1

Entah sudah berapa banyak buku yang menjelaskan mengenai teori-teori dalam pembangunan. Meski tergolong masih muda, perkembangan teori pembangunan termasuk dalam kategori progresif. Hal ini dikarenakan teori-teori yang sudah ada belum bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan pembangunan, utamanya di negara-negara Dunia Ketiga. Belum lagi bila ditambah dengan kompleksitas masalah yang dihadapi di setiap zamannya.

Kehadiran buku Revolusi dari Desa: Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat yang dibuat oleh DR. Yansen TP., M.Si merupakan contoh terkini dari apa yang telah digambarkan di atas. Berawal dari kegelisahan penulis terhadap kondisi sosial masyarakat Indonesia yang masih dihantui masalah kemiskinan dan pengangguran, buku ini coba mengungkap apa yang salah dengan sistem pembangunan di Indonesia selama ini. Lebih dari itu, penulis juga menawarkan solusi berupa konsep pembangunan yang ia beri nama GERDEMA (Gerakan Desa Membangun).

Tanpa mengurangi rasa kagum dan hormat saya kepada penulis, konsep dasar dari GERDEMA ini bukanlah sesuatu hal yang baru. Unsur-unsur yang diambil dari berbagai macam teori pembangunan yang ada sangat kentara. Namun begitu, gagasan DR. Yansen tetap bisa dibilang berbeda, kreatif dan penuh inovasi.

Berbeda karena konsep GERDEMA ini nyata; tidak mengawang-awang. Sebab konsep ini telah dan sedang diaplikasikan sendiri oleh penulis yang notabene seorang bupati di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Kreatif karena GERDEMA merupakan sebuah karya cipta yang otentik dari sang penulis. Dan terakhir, penuh inovasi karena di dalamnya terdapat pembaharuan-pembaharuan ide yang diselipkan. Sehingga wajah GERDEMA terlihat sangat fresh.

Inti dari GERDEMA ialah pelibatan masyarakat secara aktif di dalam pembangunan desa. Dan sudah saatnya pemerintah pusat memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat untuk mengelola desanya sendiri. Semua hal itu berpijak pada empat hal penting: adanya sebuah visi, misi, pilar pembangunan, dan komitmen para pemangku kepentingan (stakeholders).

Selain itu, peran kepemimpinan amatlah strategis dalam program GERDEMA ini. Bagaimana sebuah program harus berjalan, bagaimana mekanisme pengawasannya, hingga akhirnya bermuara pada hasil, tak mungkin terlaksana tanpa adanya struktur kepemimpinan yang kuat. Bab keempat dari buku ini menyuguhkan tentang nilai-nilai utama kepemimpinan dalam GERDEMA. Sebuah ulasan yang sangat menarik untuk dibaca.

Pada akhirnya baik atau tidaknya sebuah program, tentu diukur dengan beberapa indikator keberhasilan. Tanpanya mustahil kita bisa menilai perbedaan GERDEMA dengan konsep yang sudah ada selama ini. Lalu, apa saja perubahan yang sudah terjadi di Kabupaten Malinau sejak program GERDEMA ini digulirkan pada tahun 2012? Silakan baca buku ini hingga selesai karena di bab-bab terakhir diberikan data yang komplit mengenai hal ini.

Saya merasa buku karangan Bupati Malinau ini punya banyak kelebihan. Perpaduan karakteristik antara seorang intelektual dan seorang birokrat pada diri DR. Yansen membuat buku ini punya kekhasan tersendiri. Gaya bahasanya straight to the point; langsung ke inti permasalahan. Ditambah lagi dengan adanya contoh kasus di Kabupaten Malinau sendiri yang membuat buku ini seperti sedang bercerita. Jadi secara keseluruhan buku ini menarik untuk dibaca oleh berbagai kalangan.

Sebagaimana manusia, buku setebal 180 halaman ini pun memiliki beberapa kekurangan. Di beberapa halaman masih ada kesalahan dalam hal pengetikan. Ada juga mengenai penyusunan bab yang menurut saya kurang sempurna hingga sedikit mengacaukan alur bacaan.

Misalnya, Bab Profil Desa dan Hubungan Antarlembaga sebaiknya diletakkan di awal. Sehingga pembaca lebih tahu dan mengenal secara utuh tentang desa sebelum membaca lebih lanjut tentang GERDEMA. Atau pada Bab Kepemimpinan dalam GERDEMA yang dimasukkan saja sebagai sub-bab ketiga. Karena persoalan yang dibahas masih terkait erat dengan bab tersebut.

Selain itu, ada lagi soal kekurangtelitian dalam penyusunan poin di sebuah sub-bab. Ini bisa menjadi fatal karena pembaca akan kehilangan sebagian bahasan yang seharusnya disertakan. Contohnya pada halaman 65, bagian C, Fenomena Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten Malinau. Di halaman-halaman selanjutnya di bagian C tersebut diterangkan dengan gamblang persoalan kemiskinan di Kabupaten Malinau. Akan tetapi, tidak ada kelanjutan mengenai  masalah pengangguran yang ada di Kabupaten Malinau. Hanya ada sedikit pembahasan di poin (huruf) d, tentang Penyebab Masyarakat Menganggur.

Terlepas dari semua itu, saya yakin buku ini akan sangat memberikan manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia. Baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat dapat menjadikan buku ini sebagai salah satu acuan dalam melakukan pembangunan di desa. Setidaknya buku ini membawa pencerahan dan perspektif baru dalam hal pembangunan desa. Bila ini terjadi, sebuah tatanan kehidupan yang lebih baik — berbekal gerbong revolusi dari desa— rasanya bukanlah utopia semata.

Penulis resensi,
Najib Abdillah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun