Mohon tunggu...
Ragil Narasoma
Ragil Narasoma Mohon Tunggu... Peternak - Wiraswasta coba-coba

Suka nonton film, makan, dan jalan-jalan. Antusias soal kereta api, pesawat, fotografi, mesin, perang dunia 2.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Telur Omega-3 Rendah Kolesterol dari Wuryantoro Wonogiri Selalu Habis Dikonsumsi Warga Sendiri

19 April 2024   17:07 Diperbarui: 19 April 2024   17:11 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perbedaan warna kuning telur omega-3 dengan kuning telur biasa. (Dok. Seno Trigona)

Sunarsih menghidangkan beberapa butir telur rebus lalu membelah salah satu. Langsung terlihat betapa seronok warna kuning telur itu. Alih-alih kuning, warnanya oranye pekat memikat.

“Telur ini mengandung omega-3 dan rendah kolesterol,” kata ketua Tim Penggerak (TP) PKK Desa Sumberejo Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah itu. Omega-3 adalah asam lemak yang menyehatkan.

Keberadaan asam lemak omega-3 dan kandungan kolesterol yang lebih rendah dalam telur itu dibuktikan oleh salah satu lembaga pengujian di Kota Bogor, Jawa Barat. Tiap 100 gram telur yang Sunarsih hidangkan mengandung 306,6 mg asam lemak omega-3 dan 36,1 mg kolesterol.

Perbedaan warna kuning telur omega-3 dengan kuning telur biasa. (Dok. Seno Trigona)
Perbedaan warna kuning telur omega-3 dengan kuning telur biasa. (Dok. Seno Trigona)

Website Yankes Kementerian Kesehatan menyebutkan kadar kolesterol telur ayam biasanya sekitar 186 mg per 100 g. Kebutuhan harian kolesterol manusia dewasa adalah 1.100 mg, sebanyak 200 – 300 mg di antaranya berasal dari makanan.

Kalau konsumsi telur ayam biasa, makan dua butir telur sehari sudah melebihi batas asupan kolesterol harian. Itu juga belum memperhitungkan asupan dari konsumsi sumber kolesterol lain seperti minyak goreng atau jeroan.

Ukuran lingkar kuning juga tampak mendominasi penampang telur yang terbelah. Rasa telur itul ebih enak. Saat dicicipi bagian kuning yang pekat itu terasa sangat gurih, berbeda dengan telur biasa. Padahal Sunarsih hanya merebus dengan air tanpa menambahkan rempah atau penyedap.

Dibiayai dana desa

Telur “sehat” itu hasil budidaya anggota PKK Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Menurut Sunarsih budidaya itu belum lama, baru dimulai Maret 2023.

Pembelian ayam petelur dan pelatihan budidayanya menggunakan alokasi dari dana desa. PKK mendapat 60 ayam petelur.

Ayam petelur dipilih karena telur ayam adalah salah satu makanan untuk kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT). Budidaya ayam petelur diharapkan mempermudah dan memperlancar pengadaan telur.

Pemberian makanan tambahan (PMT) salah satu kegiatan rutin PKK. (Dok. PKK Wuryantoro)
Pemberian makanan tambahan (PMT) salah satu kegiatan rutin PKK. (Dok. PKK Wuryantoro)

Pembelajaran dan pelatihan budidaya lebih mudah karena Haryati, salah satu warga desa, lebih dulu memelihara. “Bu Haryati sudah memiliki 220 ekor saat PKK mulai memelihara,” kata Sunarsih.

Haryati mendukung penuh kegiatan itu. Ia rela menyediakan tempat bagi ayam milik PKK sampai ikut memberi makan pada pagi hari.

Pemberian pakan sore dan pemeliharaan ayam menjadi salah satu kegiatan rutin PKK. "Para anggota memberi pakan dan membersihkan kandang bergantian secara piket,” kata Sunarsih.

Anggota PKK memberikan pakan dan membersihkan kandang ayam secara piket. (Dok. Seno Trigona)
Anggota PKK memberikan pakan dan membersihkan kandang ayam secara piket. (Dok. Seno Trigona)

Pakan non pabrikan

Awal-awal pemeliharaan, mereka memberikan pakan pabrikan. Hasilnya telur yang diproduksi pun telur biasa, sama dengan telur di pasaran.

Akhir Oktober 2023, tim PKK disarankan mencoba pakan buatan lokal. Tawaran itu menarik karena, “Selain lebih murah, kandungan nutrisinya lengkap sehingga tidak perlu lagi memberikan vitamin tambahan,” terang Sunarsih.

Lazimnya memelihara ayam, peternak tidak hanya memberikan pakan. Mereka harus rutin menambahkan vitamin dan berbagai nutrisi tambahan dalam air minum tiap beberapa hari.

Penambahan vitamin itu menjadi hal wajib karena ternak unggas rentan berbagai penyakit. Salah satunya flu burung yang beberapa kali sampai menggemparkan dunia. Flu burung dituding menjangkiti manusia dan berakibat fatal.

Kalaupun tidak mematikan, penyakit ayam mengganggu produktivitas dan merugikan peternak. Itu makanya peternak memilih bertambah pengeluaran dan kerepotan untuk memberikan vitamin. Hal itu tidak mereka lakukan sebab pakan sudah mengandung vitamin lengkap.

Pakan lokal itu terbukti meningkatkan kualitas telur. Dari semula hanya telur biasa kemudian menjadi telur ber-omega-3. Kuncinya, pakan buatan lokal itu mengandung minyak sacha inchi yang kaya asam lemak omega-3 dan omega-6.

Keberhasilan PKK membudidaya ayam petelur itu memantik semangat warga lain. Sekarang ada 15 anggota PKK yang berinisiatif mandiri memelihara ayam petelur.

PKK membeli telur dari anggota di kandang seharga Rp. 28.000 per kg. Itu untuk ukuran afkir yang kecil-kecil. Sementara itu, telur berbobot minimal 60 gram dipaking per 10 butir dan dijual seharga Rp. 25.000 per kemasan.

Warga Sumberejo antusias dengan kemunculan telur standar supermarket di kampung mereka. “Semua habis terjual, tidak pernah sampai keluar desa,” ungkap Sunarsih. Mereka berencana meningkatkan produksi dengan menambah jumlah ayam petelur.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun