Kalaupun tidak mematikan, penyakit ayam mengganggu produktivitas dan merugikan peternak. Itu makanya peternak memilih bertambah pengeluaran dan kerepotan untuk memberikan vitamin. Hal itu tidak mereka lakukan sebab pakan sudah mengandung vitamin lengkap.
Pakan lokal itu terbukti meningkatkan kualitas telur. Dari semula hanya telur biasa kemudian menjadi telur ber-omega-3. Kuncinya, pakan buatan lokal itu mengandung minyak sacha inchi yang kaya asam lemak omega-3 dan omega-6.
Keberhasilan PKK membudidaya ayam petelur itu memantik semangat warga lain. Sekarang ada 15 anggota PKK yang berinisiatif mandiri memelihara ayam petelur.
PKK membeli telur dari anggota di kandang seharga Rp. 28.000 per kg. Itu untuk ukuran afkir yang kecil-kecil. Sementara itu, telur berbobot minimal 60 gram dipaking per 10 butir dan dijual seharga Rp. 25.000 per kemasan.
Warga Sumberejo antusias dengan kemunculan telur standar supermarket di kampung mereka. “Semua habis terjual, tidak pernah sampai keluar desa,” ungkap Sunarsih. Mereka berencana meningkatkan produksi dengan menambah jumlah ayam petelur.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI