Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Maaf, Tak Ada Hattrick Runner-Up untuk Bhayangkara Presisi

25 Juli 2024   18:59 Diperbarui: 25 Juli 2024   19:00 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ditarik kebelakang perjalanan Bhayangkara Presisi untuk menembus grandfinal dan mengalahkan Jakarta LavAni Allo Bank Electric sungguh tidak mudah, terutama mengingat rekor pertemuan kedua tim di putaran penyisihan dan final.

Dari empat kali pertemuan yang terjadi di penyisihan dan empat besar, Bhayangkara Presisi tak mampu memenangi satu pun laga kontra LavAni Allo Banck Electric.

Jauh sebelum itu di dua grandfinal sebelumnya pada 2022 di mana Bhayangkara masih menjalin kerja sama dengan Samator dan tampil dengan nama Surabaya Bhayangkara Samator takluk dari Bogor LavAni dengan 2-3 (27-25, 19-25, 25-20, 18-25, 10-15). Setahun berselang Jakarta Bhayangkara Presisi kembali tunduk dengan juga dengan skor ketat 2-3 (22-25, 25-22, 26-24, 21-25, 9-15).

Kembali jumpa di grandfinal edisi 2024 dengan membawa rekor tak pernah menang disepanjang putara penyisihan dan empat besar menghadirkan tekanan sekaligus harapan pada para pemain Bhayangkara Presisi.

"Setelah 4 pertandingan (kalah) kami belajar, kami berusaha memperbaiki semuanya. Akhirnya kami bisa (memenangi) pertandingan terakhir dan jadi juara," ujar Noumory Keita, legiun asing asal Mali usai laga.

Dalam kesempatan yang sama, kapten tim Nizar Julfikar mengatakan bahwa salah satu faktor tersulit yang dihadapi timnya adalah memperbaiki mental.

"Kami coba memperbaiki mental. Di grandfinal tentu tidak ada yang ingin kalah. Tim kami dan LavAni hari ini menunjukkan penampilan yang bagus, kami sama-sama berjuang," ungkap Nizar.

Apresiasi tinggi diberikan sang juru taktir Jakarta Bhayangkara Presisi, Reidel Toiran untuk penampilan anak asuhnya yang luar biasa.

"Terima kasih untuk perjuangan atlet kami, dari awal kami belum bisa tampil maksimal dan mencoba perbaiki setiap minggu hingga mampu memaksimalkan penampilan di laga final," kata pelatih yang juga pernah menjadi juara Proliga kala menjadi pemain Surabaya Samator di 2016.

Keberhasilan Jakarta Bhayangkara Presisi keluar sebagai juara Proliga bisa dibilang memiliki 2 arti, tak ada hattrick runner-up untuk mereka, sebagaimana tak ada hattrick juara bagi LavAni Allo Bank Electric.

Sejak digelar 2002 hingga 2024, belum pernah ada tim putra yang memenangi gelar juara Proliga tiga kali beruntun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun