Jika ditarik kebelakang perjalanan Bhayangkara Presisi untuk menembus grandfinal dan mengalahkan Jakarta LavAni Allo Bank Electric sungguh tidak mudah, terutama mengingat rekor pertemuan kedua tim di putaran penyisihan dan final.
Dari empat kali pertemuan yang terjadi di penyisihan dan empat besar, Bhayangkara Presisi tak mampu memenangi satu pun laga kontra LavAni Allo Banck Electric.
Jauh sebelum itu di dua grandfinal sebelumnya pada 2022 di mana Bhayangkara masih menjalin kerja sama dengan Samator dan tampil dengan nama Surabaya Bhayangkara Samator takluk dari Bogor LavAni dengan 2-3 (27-25, 19-25, 25-20, 18-25, 10-15). Setahun berselang Jakarta Bhayangkara Presisi kembali tunduk dengan juga dengan skor ketat 2-3 (22-25, 25-22, 26-24, 21-25, 9-15).
Kembali jumpa di grandfinal edisi 2024 dengan membawa rekor tak pernah menang disepanjang putara penyisihan dan empat besar menghadirkan tekanan sekaligus harapan pada para pemain Bhayangkara Presisi.
"Setelah 4 pertandingan (kalah) kami belajar, kami berusaha memperbaiki semuanya. Akhirnya kami bisa (memenangi) pertandingan terakhir dan jadi juara," ujar Noumory Keita, legiun asing asal Mali usai laga.
Dalam kesempatan yang sama, kapten tim Nizar Julfikar mengatakan bahwa salah satu faktor tersulit yang dihadapi timnya adalah memperbaiki mental.
"Kami coba memperbaiki mental. Di grandfinal tentu tidak ada yang ingin kalah. Tim kami dan LavAni hari ini menunjukkan penampilan yang bagus, kami sama-sama berjuang," ungkap Nizar.
Apresiasi tinggi diberikan sang juru taktir Jakarta Bhayangkara Presisi, Reidel Toiran untuk penampilan anak asuhnya yang luar biasa.
"Terima kasih untuk perjuangan atlet kami, dari awal kami belum bisa tampil maksimal dan mencoba perbaiki setiap minggu hingga mampu memaksimalkan penampilan di laga final," kata pelatih yang juga pernah menjadi juara Proliga kala menjadi pemain Surabaya Samator di 2016.
Keberhasilan Jakarta Bhayangkara Presisi keluar sebagai juara Proliga bisa dibilang memiliki 2 arti, tak ada hattrick runner-up untuk mereka, sebagaimana tak ada hattrick juara bagi LavAni Allo Bank Electric.
Sejak digelar 2002 hingga 2024, belum pernah ada tim putra yang memenangi gelar juara Proliga tiga kali beruntun.