Kedua opposite tersebut juga tampil di final tahun lalu, namun membela tim yang berbeda. Ya keduanya memang seolah "bertukar" tim. Paola Egonu kini berjersey VakifBank, sedangkan Isabelle Haak membela Imoco.
Kesempatan untuk "balas dendam" atas kekalahan tahun lalu tak ingin disia-siakan Imoco. Hal tersebut bahkan mereka tunjukan sejak pertandingan set pertama. Anak asuh Danielle Santareli bisa dikatakan mendominasi permainan di set ini.
Tiga spiker andalan yang diturunkan Imoco, Isabelle Haak, Kathryn Plummer, dan Kelsey Robinson Cook silih berganti mencetak poin dan menjaga margin angka keunggulan bagi Imoco. Hanya 22 menit Imoco akhirnya mampu mengakhir set pembuka dengan keunggulan telak 25-18.
Pada set 2 perolehan angka berlangsung ketat 6-6. Namun, melalui block beruntun Gabi Guimareas dan Paola Egonu membuat VakifBank memperlebar jarak 10-6. Sayangnya keunggulan tersebut tak berlangsung lama.
Imoco berhasil kembali menyamakan perolehan angka 11-11 melalui attack Isabelle Haak. Mereka bahkan mampu berbalik memimpin 13-17.
Giovani Guidetti, pelatih VakifBank merespon ketertinggalan timnya dengan melakukan pergantian pemain. Outside hitter asal Amerika Serikat, Kara Bajema menggantikan Nika Daalderop dan setter Buket Gulubay juga masuk menggantikan peran Cansu Ozbay.
Strategi pergantian yang ternyata tepat, VakifBank kembali menyamakan perolehan angka 18-18. Ketatnya perolehan angka bahkan berlangsung hingga mendekati akhir pertandingan.Â
Set ini menjadi milik VakifBank 25-23 usai spike Kara Bajema nampak terlihat menyentuh block Isabelle Haak.
Tiga attack error yang dilakukan Kara Bajema dan Paola Egonu di awal set 3 membuat Imoco melaju 4-1. Tak seperti di set 2, VakifBank nampak begitu kesulitan untuk mengejar perolehan angka lawan.
Variasi serangan VakifBank memang tak nampak berjalan dengan mulus di set 3 ini. Serangan dari bola cepat atau quick bahkan nyaris tak terlihat dilakukan Chiaka Ogbogu dan Zehra Gunes, 2 middle blocker andalan VakifBank.