Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Hempaskan Harapan Tuan Rumah, Indonesia Pertahankan Emas Voli Putra di SEA Games 2021

23 Mei 2022   09:16 Diperbarui: 24 Mei 2022   19:06 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi kemenangan timnas Indonesia.|Photo: Kemenpora/PP SIWO PWI/Erly Bahtiar 

Satuuuu....
Duaaaaa....
Tigaaaaa....

Teriak supporter Indonesia yang hadir di Dai Yen Gym, Quang Ninh, Vietnam sebelum akhirnya Doni Haryono melancarkan spike keras ke lapangan lawan.

Dalam pertandingan voli, teriakan menghitung tersebut sering terdengar terutama saat match point. Satu, saat bola service diterima receiver. Dua, saat setter melakukan umpan. Tiga, bola sampai dan dipukul oleh spiker untuk mengakhiri pertandingan dengan kemenangan.

Dan melalui spike Doni Haryono itulah, Indonesia memastikan diri meraih medali emas SEA Games 2021 dengan menumbangkan tuan rumah Vietnam.

Indonesia melaju mulus ke final setelah pada semifinal yang berlangsung Jumat (20/5/2022) menghentikan tren positif penampilan Kamboja dan unggul 3-1 (25-18, 25-15, 22-25, 25-16).

Sementara Vietnam lolos secara dramatis usai melewati hadangan tim kuat Thailand dalam pertandingan yang berlangsung panjang selama 5 set yang berkesudahan 3-2 (17-25, 25-23, 25-17, 23-25, 15-13).

Thailand yang dalam periode 2011-2017 begitu perkasa kembali takluk di tangan tuan rumah. Pada edisi sebelumnya, Thailand juga gagal ke final karena menyerah dari tuan rumah Filipina juga dengan skor ketat 2-3.

Harus kembali berhadapan dengan tuan rumah yang sudah pasti akan didukung penuh oleh para supporternya di partai puncak tak membuat tim voli putra Indonesia gentar.

Berbekal modal mentalitas yang sudah teruji di final SEA Games 2019 dan unggul rekor pertemuan atas Vietnam di fase penyisihan pool membangkitkan optimisme untuk bisa mempertahankan medali.

Fyi, pada pertemuan pertama di pool A lalu, meski sempat kehilangan set 1, Indonesia mampu membalikan keadaan dan menang 3-1 (21-25, 25-15, 25-21, 25-14)

Pertandingan final kemarin (22/5/2022) juga sejatinya jadi ajang perang taktik dan strategi antara dua pelatih asal Tiongkok yang mengepalai kedua tim. Jeff Jiang Jie di kubu Indonesia versus Li Huan Ning di Vietnam.

Jiang Jie yang jadi arsitek tim Indonesia tentu tidak akan menyia-nyiakan peluang untuk membawa anak asuhnya ke podium tertinggi. Target serupa juga tentunya ingin diwujudkan oleh Li Huan Ning, pelatih Vietnam.

Menariknya kedua pelatih tersebut sama-sama punya pengalaman melatih di Indonesia. Pada Proliga 2022 lalu, Jiang Jie sukses membawa klub debutan Bogor Lavani menjuarai Proliga. Sementara itu, Li Huan Ning pernah menjadi pelatih klub putri Gresik Petrokimia pada Proliga 2016.

Pada laga pamungkas, final SEA Games 2021 yang berlangsung pada Minggu (22/5/2022) kedua pelatih menurunkan skuad terbaiknya.

Starting 7 Indonesia: Nizar Julfikar di posisi setter, Hernanda Zulfi dan Yuda Mardiansyah di middle blocker, outside hitter diisi oleh Doni Haryono dan Farhan Halim, di posisi opposite ada Rivan Nurmulki, dan libero Irpan. Komposisi yang disebut oleh banyak pecinta voli tanah air sebagai Dream Team.

Pertandingan berlangsung ketat sejak set pertama dimulai. Kedua tim silih berganti mendulang poin hingga skor imbang 5-5. Spiker-spiker Indonesia bergantian mencetak poin dan berusaha menjauhkan margin angka dengan unggul 15-9.

Vietnam coba merespon ketertinggalan mereka dengan melakukan pergantian pemain. Outside hitter Nguyen Van Quoc dimasukan dan cukup membawa perubahan pada tim. Vietnam mendekat 18-20.

Indonesia yang tidak mau memberikan peluang Vietnam untuk menipiskan angka lebih dekat akhirnya mampu menutup set 1 dengan kemenangan melalui spike Rivan Nurmulki. Skor 25-22.

Kemenangan di set 1 membuat kepercayaan diri Nizar Julfikar dkk kian meninggi. Tren positif itu dilanjutkan di set 2 dengan terus menjaga keunggulan di sepanjang pertandingan. Tak butuh waktu lama, hanya 25 menit set 2 kembali jadi milik Indonesia 25-18.

Dominasi semakin ditunjukan Indonesia di set 3. Bahkan sejak set 2 hingga 3 bisa dibilang para pemain Indonesia mendikte pertandingan dan tak memberi celah sedikit pun bagi lawan untuk menghasilkan poin dan bangkit.

Menekan melalui service, rapat dalam block bahkan nampak seluruh variasi serangan yang dimiliki timnas Indonesia mampu berjalan dan mencetak angka hingga makin membuat pemain Vietnam tak berkutik.

Vietnam sendiri bukannya tanpa perlawanan, beberapa kali floating service mereka juga mampu membuat receive Indonesia goyah, namun keberhasilan Vietnam mendapatkan 1 poin justru tak bisa dimaksimalkan.

Pemain Vietnam sering kali gagal menambah poin karena kesalahan sendiri, seperti service menyangkut di net atau keluar dan spike serangan yang juga sering kali melebar.

Untuk kedua kalinya secara beruntun, tim voli putra Indonesia mampu membuat supporter tuan rumah terhenyak dan takjub. Praktis sepanjang pertandingan hanya pada set pertama saja para pendukung tuan rumah bersorak-sorai memberikan dukungan pada tim kesayangannya.

Sementara sisa laga, suara teriakan para pemain dan supporter Indonesia yang sering kali terdengar dan menggema di Dai Yen Gym. Laga pamungkas yang berjalan 1 jam 19 menit itu ditutup dengan spike menggelegar Doni Haryono sebagaimana cerita di awal artikel ini.

Ekspresi kemenangan timnas Indonesia.|Photo: Kemenpora/PP SIWO PWI/Erly Bahtiar 
Ekspresi kemenangan timnas Indonesia.|Photo: Kemenpora/PP SIWO PWI/Erly Bahtiar 

Indonesia melumat Vietnam 3-0 (25-22, 25-18, 25-15). Medali emas SEA Games berhasil kembali diraih secara back-to-back.

Baca: Tradisi Emas Voli Pantai Putra Indonesia yang Tetap Terjaga di SEA Games 2021 

Medali emas di SEA Games 2021 itu pun jadi penanda bahwa Indonesia masih jadi tim terbaik dan tersukses, Raja Asia Tenggara dengan raihan 11 medali emas sepanjang keikutsertaannya di SEA Games cabor voli indoor putra.

Di SEA Games 2021 ini, tim Indonesia memang datang dengan komposisi yang mumpumi. Selain Rivan Nurmulki yang bermain di klub VC Nagano di Liga Jepang. Masih ada 3 pemain lain yang juga pernah mencicipi persaingan voli di liga luar negeri.

Rendy Tamamilang di musim 2020/2021 lalu pernah bermain bersama klub Bahrain, A'Ali dan Oman Club. Sang debutan di timnas Indonesia tahun ini, Farhan Halim pernah membela Hatta Club Dubai.

Sedangkan pencetak skor kemenangan Indonesia, Doni Haryono pernah jadi bagian tim Al-Nasser Bahrain.

Pengalaman bermain di liga luar negeri tentunya jadi modal yang baik dan jadi keuntungan tersendiri, tak hanya bagi pemain tapi juga bagi timnas Indonesia.

Harapannya usai gelaran SEA Games 2021 ini, pemain Indonesia semakin banyak yang dilirik dan ditarik untuk bermain di liga luar negeri.

Saatnya Kembali Tunjukan Eksistensi di Asia

Usai berhasil mempertahankan emas SEA Games, target berikutnya yang dibidik tim voli putra adalah kembali tampil di Asian Games yang pada 2022 ini seharusnya digelar di Hangzhou, Tiongkok.

Indonesia memang sudah saatnya makin menunjukan eksistensinya di percaturan bola voli Asia. Level timnas memang harusnya naik kelas, tak lagi di Asia Tenggara.

Hal serupa juga yang diungkapnya oleh Manajer Tim Indonesia, Loudry Maspaitella sesaat usai final SEA Games 2021 digelar.

“Melihat permainan tadi, dan prestasi tim voli putra Indonesia yang berhasil mempertahankan medali emas, kita layak tampil di Asian Games 2022,” kata legenda voli nasional itu dalam keterangan tertulis Humas PBVSI.

Di waktu yang sama, Loudry juga mengatakan bahwa sudah saatnya tim Indonesia yang dikirim ke SEA Games berisikan para pemain muda, sehingga regenerasi terus berlanjut.

"Tim ini (SEA Games 2021) biarlah main di Asia. Kita beda level dengan tim-tim lain di Asia Tenggara, saat ini,” tambahnya.

Senada dengan sang manager. Middle blocker timnas, Hernanda Zulfi juga mengurai harapan serupa.

“Kami tadi main penuh gereget. Tidak ada beban sama sekali. Kita sudah yakin emas dari awal. Kita sekarang mikirnya ke Asia, bukan Asia Tenggara lagi,” kata Nanda.

Harapan Loudry Maspaitella dan Hernanda Zulfi sejujurnya juga sudah lama jadi harapan seluruh pecinta voli Indonesia, yakni melihat timnas kita rutin bermain di level Asia.

Namun, semua harapan tersebut tentu dikembalikan lagi pada bagaimana cara PBVSI sebagai organisasi yang menaungi bola voli tanah air meresponnya.

Karena naik level ke Asia tentunya harus dibarengi dengan wujud nyata. Tak cuma mengirimkan tim  ke Asian Games yang hanya digelar 4 tahun sekali saja. Tapi PBVSI juga harus membuat road map jangka panjang dan rajin mengikutsertakan tim nasional dan klub asal Indonesia di Kejuaraan Asia.

Jika kita bisa istiqamah mengirimkan timnas dan klub Indonesia berlaga di event internasional, tentunya regenerasi pemain akan terus berjalan dengan smooth dan tidak putus. Momen kemenangan SEA Games ini harusnya bisa dijadikan batu pijakan untuk mengembalikan Indonesia ke persaingan voli kawasan Asia. Bisakah?

Ok, karena artikelnya udah kepanjangan jadi mari kita akhir euforia SEA Games 2021 dengan ucapan selamat buat Rivan Nurmulki dkk... Kalian keren banget. Sumpah.

Untuk PBVSI dan Kemenpora, kami sungguh-sungguh menanti timnas voli kami kembali berlaga di Asian Games 2022 dan event-event internasional lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun