Berakhir sudah turnamen kualifikasi interkontinental untuk memperoleh tiket ke Olimpiade Tokyo 2020. Selama tiga hari yakni 9-11 Agustus 2019, sebanyak 24 tim putra terbaik dunia telah saling beradu teknik dan taktik di 6 arena berbeda.
Dari 24 tim tersebut hanya 6 yang mendapatkan status “qualified” dan siap terbang ke Tokyo tahun depan.
Penasaran kan siapa saja tim yang menyusul tuan rumah Jepang. Mungkin salah satunya adalah tim voli favorit kamu.
Victory in China, but Not for China
Kota Ningbo Beilun di China kembali ditunjuk sebagai tuan rumah. Jika sebelumnya Ningbo menjadi arena pertempuran pool B di sektor putri, kini giliran pool F yang terdiri dari tim putra China, Argentina, Kanada, dan Finlandia yang bertarung di sana.
Tim putra China memulai turnamen dengan baik, menang 3-1 (25-22, 21-25, 25-22, 25-23) atas Finlandia di pertandingan pertama.
Kemenangan serupa gagal diraih China saat jumpa Kanada. Melawan wakil asal benua Amerika tersebut, Jiang Chuan dkk kalah tipis 2-3 (26-24, 21-25, 17-25, 25-23, 15-17). Meski kalah peluang China untuk lolos Olimpiade tetap terbuka.
Sayang, di pertandingan terakhir, China yang butuh kemenangan tak mampu membendung keperkasaan tim lawan.
Adalah Argentina yang mengagalkan peluang China. Bruno Lima dkk yang sudah mengantongi nilai 6 hasil dari 2 kali menang saat jumpa Kanada 3-1 (25-23, 22-25, 27-25, 25-23) dan Finlandia 3-1 (25-17, 25-18, 21-25, 26-24) hanya butuh 1 poin saja untuk memastikan tiket Tokyo 2020 dalam genggaman.
Dengan tambahan 1 poin tersebut, nilai yang dikumpulkan Argentina tidak akan mampu dilewati China dan Kanada meski kedua tim tersebut memenangi pertandingan terakhir.
Argentina tak terkalahkan dan menjadi pemuncak pool F serta berhasil memasukan tim mereka dalam daftar 12 tim peserta Olimpiade Tokyo.
Polska Bialy Czerwony
Lagu “Polska Bialy Czerwony” terus dinyanyikan supporter yang memenuhi Ergo Arena, Gdanks. Nyanyian dan yel-yel itu pulalah yang membakar semangat juang Michael Kubiak dkk saat berhadapan dengan 3 pesaing lainnya di pool D.
Polandia yang menyimpan pemain inti mereka di putaran final Volleyball Nations League bulan lalu demi fokus menghadapi kualifikasi Olimpiade ini sukses membuktikan diri layak tampil di ajang multievent olahraga terbesar di dunia itu.