Yogyakarta, 27 Mei 2006, waktu menunjukan pukul 05.55 WIB ketika gempa berkekuatan 5,9 skala Richter menguncang kota pelajar itu. Gempa berskala besar yang diikuti oleh gempa susulan lainnya mengakibatkan gedung-gedung di pusat kota mengalami kerusakan parah.
Salah satu gedung yang turut hancur adalah Gedung Olahraga Amongrogo. Atap gedung yang menjadi langganan pelaksanaan event olahraga itu roboh dan hanya menyisakan tembok di sisi gedung.
Butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan trauma dan mengembalikan kembali geliat kehidupan di Yogyakarta seperti sedia kala. Namun, perlahan tapi pasti suasana Yogya yang sempat mencekam pasca gempa berangsur pulih dan kembali hangat, suasana yang selalu memanggil orang untuk kembali mengunjunginya.
Pembangunan infastruktur yang hancur berjalan seiring dengan membaiknya kehidupan masyarakat. Termasuk kembali berdirinya GOR Amongrogo yang pembangunannya selesai pada 2011.
Seminggu sebelum berangkat, sempet cerita ke Bapak kalau mau pulang ke Yogya sekaligus nonton Proliga. Bapak saya yang sepertinya sudah hafal betul tabiat anaknya yang suka pergi dari rumah cuma buat nonton voli hanya tanya yang kali ini mainnya di GOR apa. Waktu saya jawab di Amongrogo, bapak hanya mengomentari singkat, "Loh udah jadi GOR-nya? Mau nginep di mana kamu? Di rumah Bulek saja, dekat dari Amongrogo, tinggal jalan kaki."
Dan ternyata memang benar, rumah Bulek yang Bapak maksud -- yang ternyata adalah saudara jauh Bapak yang baru saya ketahui itu---benar-benar dekat dari GOR Amongrogo dan Stadion Mandala Krida, ya kalau jalan kaki paling hanya sekitar 5-7 menit.
Sempat kepikiran juga seh, ini kok rasanya seperti semesta mendukung perjalanan pulang kampung sekaligus nonton voli saya kali ini. Buktinya semua seperti serba dipermudah, dapat izin dari orangtua mudah plus ditambahin ongkos, plus lagi tidak perlu mikir harus menginap di mana dan ke GOR naik apa (maklum zaman itu ojek online kan belum ada, baru ada TransJogja).
Sempat terkesima juga ketika melihat seluruh bagian GOR termasuk lapangan dan kursi penonton dengan cat warna-warni dan lebar. Belum lagi pencahayaan yang juga tak kalah ok. Yah namanya juga gedung baru, semuanya tentu serba ok kece badai.
Tapi, yah tidak ada yang sempurna ya didunia ini, walaupun tergolong gedung baru ada satu kekurangan Amongrogo yang sampai sekarang belum juga membaik, yaitu soal pendingin ruangan. Amongrogo seperti tidak dibekali dengan pendingin ruangan yang mumpuni sehingga jika suhu udara di luar panas akan berimbas pula pada suhu didalam GOR, apalagi jika penontonya full. Beuh berasa lagi ada di sauna.