Seorang gadis berjalan menembus hujan yang tak kunjung reda sejak semalam. Meski tidak sederas semalam hujan itu nyatanya mampu membuat sepatu karet yang dikenakannya basah.
“Ya~ kenapa tidak juga berhenti tapi malah semakin deras.” ujarnya saat berhenti untuk berlindung didepan sebuah toko. Gadis itu merapatkan kembali jaket yang dikenakannya, membenarkan posisi hoodie yang menutupi kepalanya dan bersiap kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolahnya ketika...
#Byur....
Sebuah motor dengan kecepatan tinggi melewati genangan air yang mengakibatkan percikan air menyebar ke segala arah dan membasahi sisi kanan tubuh gadis itu.
“Hey YAK!!!!” teriaknya namun sama sekali tidak berguna.
“Ya~ Rhaya kau kenapa? Seragammu basah seperti ini.” Rhaya tidak menjawab dan hanya memberikan wajah memelas.
Tak lama bunyi bel begitu nyaring terdengar, jam masuk sekolah. Rhaya masih diam menuju mejanya, dimana kini dingin mulai menyapa tubuhnya bagian kanannya yang basah. Semua siswa berdiri dan memberi salam pada guru Kimia yang menjadi pengisi pelajaran pertama pagi ini.
“Hmm Selamat Pagi.. Hari ini kita akan...” Perempuan paruh baya yang berdiri didepan kelas itu tidak melanjutkan kata-katanya tepat disaat pandangan matanya menangkap sosok Rhaya.
“Rhaya Pramesti kamu kenapa? Kenapa seragammu basah seperti itu.” tanyanya begitu sampai dimeja Rhaya.
“Itu tadi...”
“Tadi apa? Cepat ganti seragammu, kamu tidak akan bisa belajar dengan seragam basah seperti ini. Lagipula saya tidak suka melihat siswa yang akan mengikuti pelajaran saya berpenampilan berantakan seperti ini.” tegasnya yang membuat semua tatapan mata dikelas itu mengarah pada Rhaya.