“Apakah yang seperti ini akan berlangsung lama?” tanya Dirga saat kini tubuhnya menenggelamkan tubuh Raisa dalam pelukannya, berusaha menghantarkan kehangatan satu sama lain.
“Cukup lama, mungkin hingga kita lelah berpelukan.”
“Hmmm, berarti akan lama sekali, karena kupastikan aku akan memelukmu sepanjang malam.” Raisa mengangkat kepalanya agar bisa menatap wajah Dirga yang memeluknya. Senyum tipis itu kembali terurai bersamaan dengan pelukan mereka yang semakin mengerat.
“Janji akan datang dan menemuiku disaat hujan turun seperti ini.” pinta Dirga
“Janji, asalkan kau tidak mengeluh karena hujan akan membuatmu basah.”
“Aku janji.”
***
“Kopinya Mas.” Seorang pelayan meletakan secangkir kopi diatas meja. Pemuda itu menoleh, tersenyum seraya mengucapkan terima kasih.
“Maaf.. tapi sepertinya hujan akan turun apa tidak sebaiknya Mas pindah ke dalam saja?” tawar pelayan itu lagi saat kini pemuda bernama Dirga itu tengah menyesap kopi yang masih mengeluarkan uap panas.
“Tidak apa-apa, saya disini saja.. Terima kasih.”
Dirga memainkan jarinya diatas tepian cangkir kopinya saat perlahan gerimis mulai turun membasahi tiap sudut kota yang tidak terlindungi. Matanya kini memandangi sekitarnya, berusaha menikmati hujan dengan caranya sendiri. Ini tidak sama rasanya seperti yang pernah dia rasakan saat menikmati hujan bersama gadis yang dicintainya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!