Soal atribut, misalnya. Aku bisa saja nggak memakai atribut ketika datang ke sekolah itu. Toh, di luar kampus. Tapi aku justru ingin menunjukkan yang terbaik.Â
Dan, bukan aku saja yang merasa beliau baik banget. Setidaknya, teman-teman seangkatanku berpendapat demikian.
Saking baiknya, ketika ada kabar adik tingkat dikeluarkan dari kelas beliau, kami cukup heran.
Dalam pandangan kami, beliau adalah dosen terakhir yang akan mengeluarkan mahasiswa dari kelas.Â
Hal yang terpikirkan olehku adalah mahasiswa itu melakukan hal yang benar-benar di luar toleransi. Entah apa.
Seseorang yang biasa lembut tiba-tiba bersikap sebaliknya, tergolong sesuatu yang ... mengerikan, 'kan?
Sebelumnya, memang sudah muncul desas-desus soal manner. Jurusanku memang agak disiplin soal manner. Bukan "agak", sih. Memang keharusan.
Lalu, terkait angkatan tertentu, muncul isu hahwa mereka agak bikin mengehela nafas.
Sekarang, mengingat hal itu lagi, lalu melihat perilaku orang-orang yang maunya "santai saja", "nggak usah formal banget", "jangan kaku bangetlah", mungkin akan banyak yang dikeluarkan dari kelas kalau dunia ini adalau kampus jurusanku. Bahkan dari kelas dosen favoritku.
Memang selow santai konon bisa meleburkan jarak, tapi nggak begitu juga konsepnya.Â
Sepertinya, PR banget urusan adat kebiasaan ini.