Perkembangan globalisasi berlangsung sekarang itu membawa dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi komunikasi telah membersihkan batas-batas itu mengisolasi kehidupan manusia.Â
Karena itu, apa yang disebut masyarakat terbuka lahir (masyarakat terbuka) di mana ada aliran bebas informasi, yaitu orang, perdagangan, juga berbagai bentuk aktivitas kehidupan global lainnya yang dapat mempersatukan manusia orang dari seluruh dunia. Oleh karena itu, dunia pendidikan sebagai bagian dari pendidikan manusia harus selalu berpartisipasi untuk membangun masyarakat yang beradab.Â
Baru-baru ini hampir semua masyarakat di seluruh dunia menginginkan kehidupan demokrasi partisipatif, yaitu kehidupan masyarakat yang menginginkan rakyatnya agar dapat berpartisipasi membangun masyarakatnya sendiri. Perkembangan demokratisasi masyarakat ini Tentu saja itu membutuhkan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Masyarakat sipil di Indonesia sebenarnya sudah mulai bercita-cita sejak itu terjadi perubahan sosial-ekonomi pada masa kolonial, terutama ketika kapitalisme dimulai diperkenalkan oleh Belanda. Itu mengikuti mempromosikan pembentukan sosial melalui proses industrialisasi, urbanisasi, dan pendidikan modern.Â
Hasilnya antara lain munculnya kesadaran baru di kalangan masyarakat elit pribumi yang mendorong pembentukannya organisasi sosial modern. Pada saat itu Demokrasi Terpimpin di Indonesia didominasi oleh penggunaan mobilisasi massa sebagai alat legitimasi politik. Akibatnya setiap upaya masyarakat untuk mencapai kemandirian berisiko dicurigai sebagai kontra-revolusi. Sehingga pengembangan pemikiran terhadap masyarakat madani kembali terhambat.
Gerakan membentuk masyarakat madani terkait dengan proses demokratisasi yang melanda dunia dewasa ini. Tentu saja perwujudan kehidupan demokrasi bagi masing-masing bangsa memiliki karakteristik tertentu di samping itu sifat universal. Salah satu ciri dari Kehidupan masyarakat Indonesia adalah keragaman bangsa Indonesia.Â
Pada saat itu Di Orde Baru, unsur keberagaman cenderung dikesampingkan dan menekankan sifat persatuan bangsa. Walaupun dalam keberagaman yang terletak kekuatan persatuan Bangsa Indonesia. Melalui era reformasi bangsa Indonesia memiliki tujuan untuk membina masyarakat Indonesia baru rangka mewujudkan tujuan Proklamasi 1945 sedang dibangun masyarakat Indonesia yang demokratis. Masyarakat Indonesia yang demokratis atau masyarakat sipil Indonesia adalah visi dari gerakan reformasi dan juga visi reformasi sistem pendidikan nasional.
Masyarakat Indonesia merupakan mempunyai  keragaman dengan berbagai nilai budaya, tetapi merupakan karakteristik dari masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beriman. laki-laki siapa mukmin adalah manusia yang berakhlak tinggi karena semua agama itu hidup dan berkembang di Indonesia merupakan agama yang mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi. Keberagaman agama hidup dan berkembang di Indonesia menuntut toleransi dan kebersamaan pemahaman masing-masing anggota.Â
Karena itu pendidikan agama dalam sistem pendidikan nasional harus diimplementasikan sedemikian rupa menciptakan kehidupan bersama mengandung unsur toleransi dan saling pengertian yang mendalam. Kita perlu menghindari ramalan Huntington yang meramalkan keberadaannya konflik budaya dan agama sebagai pengganti konflik bersenjata dalam kehidupan manusia di milenium ketiga mendatang.
Orang Indonesia masuk kehidupan baru di milenium yang ketiga adalah komunitas global juga ditandai dengan kemajuan teknologi perdagangan bebas. Kehidupan global itu memberikan peluang baru tetapi juga tantangan yang semakin sulit dan kompleks jadi tanyakan kualitasnya sumber daya manusia Indonesia tidak hanya menguasai dan bisa mengembangkan pengetahuan namun juga terampil dalam memecahkan masalah yang dihasilkan gelombang globalisasi. Globalisasi juga bisa menimbulkan polarisasi antar negara negara maju dan berkembang.
Oleh oleh karena itu negara-negara berkembang harus dipersiapkan dengan baik sehingga tidak akan menjadi mangsa kekuatan global yang lebih kuat. Hasilnya adalah pemiskinan negara-negara yang tertindas oleh kekuatan global seperti di bidang ekonomi dan perdagangan. Lebih-lebih lagi, gelombang globalisasi dapat membuat sekelompok manusia yang tersebar atau terbuang dari aliran perubahan Proses marjinalisasi yang kita rasakan di zaman itu krisis keuangan yang diakibatkannya sejumlah besar orang Indonesia tinggal di di bawah garis kemiskinan.
Karena itu pendidikan nasional harus, memiliki visi untuk memberdayakan masyarakat banyak yang rentan terhadapnya perubahan global menimpanya Paralel dengan kekuatan yang disebutkan di atas juga globalisasi dapat menyebabkan fragmentasi masyarakat Indonesia di dalam kelompok yang diuntungkan dan kelompok dikalahkan oleh kepentingan tertentu.
Dalam suatu masyarakat demokrasi, perbedaan pendapat tersebut sebagai gantinya adalah pelajaran untuk membentuk masyarakat memiliki cakrawala yang luas dan kaya. Selain itu, konsep masyarakat sipil  (civil society) yang berhubungan dengan kekuatan sosial yang demokratis, progresif dan terbuka. Jadi untuk pembentukan masyarakat  masyarakat sipil (civil society), perlu untuk memastikan terjadinya proses demokratisasi, yang diselenggarakan melalui sistem legislasi  dan lembaga yang sesuai, serta peletakan  Landasan etis dan regulasi dari pola tersebut  Perilaku pemegang kekuasaan. Hal ini diperlukan untuk tujuan ini pengetahuan dan pemahaman tentang keragaman.Â
Pendidikan nasional harus mengakomodir kemauan kebutuhan masyarakat yang beragam itu. Keanekaragaman budaya daerah harus dikembangkan secara optimal mungkin sehingga pada gilirannya dapat donasi ke terciptanya budaya bangsa budaya Indonesia. Masyarakat madani lebih bercirikan persatuan dan gotong royong, oleh karena itu elitisme yang mengacu pada pemujaan yang berlebihan terhadap strata atau kelas sosial berdasarkan kekayaan, kekuasaan dan prestise harus dihilangkan dengan menjaga keseimbangan kepentingan individu dan kelompok yang eksklusif bagi masyarakat melalui kontrak sosial. . dan aliansi sosial yang terbuka, teratur, dan saling percaya.Â
Kepercayaan dan hubungan sosial antar kelompok dapat tercipta ketika kerjasama tidak mementingkan kepentingan pribadi atau ego, mengakui hubungan antara satu sama lain melalui peran masing-masing dan memperkuat rasa saling mendukung dan membutuhkan dengan mempersempit perbedaan dan menonjolkan persamaan sebagai aset yang berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H