Mohon tunggu...
Muhammad Zainuddin Badollahi
Muhammad Zainuddin Badollahi Mohon Tunggu... Administrasi - Antropolog

Ethnograpy

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Kota Makassar (Dari Masa Kerajaan Gowa-Tallo)

2 Agustus 2022   12:11 Diperbarui: 2 Agustus 2022   12:21 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesatnya kebangkitan Makassar dan tracking pada abad ke-16 dan berlanjut pada abad ke-17, oleh Anthony Reid menjelaskan cara pandang perdagangan sebagai kekuatan penentu. Menurut transformasi ekonomi sebagai substruktur yang melakukan peristiwa dan perubahan dalam periode. Di era ini untuk pertama kalinya dunia bersatu secara fisik dengan membuka jalur perdagangan langsung antara Eropa dan belahan dunia lainnya. Karena perdagangan, para pemimpin lahir dengan bakat khusus dalam mengadopsi pemikiran dan teknologi baru. Salah satu kunci sukses dari pos perdagangan ini adalah karena mereka membawa semua pedagang asing dari seluruh dunia.

Kemunduran Makassar mulai terlihat sejak kematian Mangkubumi Karaeng Pattingalloang pada tahun 1654. Terjadi pemusatan kekuasaan yang tidak memiliki batas-batas kekuasaan yang jelas. Selain itu, muncul konflik antar elite penguasa, pemberontakan musiman orang Bugis, dan berbagai tindakan sewenang-wenang penguasa hingga merusak daya tarik Bandar Makassar bagi para pedagang. Makassar tetap menjadi kota besar hingga ditaklukkan oleh Belanda (1660-1669), namun kota ini tidak lagi memiliki kesatuan dan visi untuk menghadapi ancaman yang ada ketika orang Eropa tiba sebagai pedagang dan mitra paralel. Banyak peninggalan dari masa ini, antara lain: babad sejarah (patturiolong), traktat (ulukana), sumpah (tunra sapatta atau sumpa), buku adat (rapang/rapang bicara), peraturan sosial (parakara), deklarasi perang (timu-timu bunduq), catatan harian (lontaraq bilang), dan silsilah. Semua memiliki kemampuan untuk melestarikan kata-kata dan tindakan dari masa lalu.

Tidak berlebihan, jika periode sejak awal abad ke-16 hingga menjelang akhir abad ke-17 merupakan masa-masa perkembangan modernitas dalam arti luas. Merujuk catatan Cummings yang menyebut bahwa penguasa Makassar di abad ke-16 dalam pencapaiannya sering kali menyebut kata; "pertumbuhan", "kenaikan", "perluasan", dan "kemajuan". Kerajaan ini bertransformasi dari kekuasaan kecil menjadi kekuasaan paling dominan di semenanjung Sulawesi. Para penguasa Makassar mengubah awal yang tidak menjanjikan menjadi kisah yang mengesankan. Anthony Reid menyebutnya sebagai "salah satu cerita sukses paling cepat dan spektakuler sepanjang sejarah Indonesia".

Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan. Kota Makassar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan kota.

Kota Makassar bisa dikategorikan sebagai kota dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Sebab Makassar memiliki banyak sarana perekonomian yang terbuka tiap harinya. Yakni Shopping Mall, Rumah Bernyanyi, Supermarket dalam ukuran besar maupun kecil, berbagai industri, toko-toko, dan juga termasuk pasar serta pedangang kecil-kecilan. Sarana Jalan di sepanjang kota Makassar tengah dilakukan upaya alternatif jalan dengan melakukan pelebaran badan jalan dan penambahan jembatan layang atau fly over dan bundaran di depan bandara sultan hasanuddin yang dibangun untuk meretas kemacetan yang hampir terjadi tiap harinya. Sedangkan untuk saran komunikasi, penduduk kota Makassar telah difasilitasi dengan beragam pemancar untuk jaringan telivisi, radio dan telepon.

MAKNA LOGO

Setiap daerah dalam bentuk kabupaten atau kota masing-masing memiliki budaya yang khas dan karakter masyarakat yang berbeda-beda sebagai cerminan sosial budaya dan lingkungan alamnya. Selain social budaya, daerah-daerah tersebut masing-masing memilik iidentitas yang menjadi simbol daerahnya dalam bentuk logo. Logo suatu daerah kabupaten-kota merupakan visualisasi dari nilai-nilai yang dianut oleh daerah tersebut. Itulah sebabnya sebuah logo selain mempertimbangkan nilai-nilai estetis juga sarat dengan makna-makna simbolik yang diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi dari daerah tersebut dalam menata dan membangun daerahnya. Selain itu, perwujudan sebuah logo atau lambing terkadang juga mengangkat peristwa yang bernilai historis dari suatu bangsa atau daerah.

Seperti halnya dengan lambing Negara Republik Indonesia, setiap daerah dalam bentuk kabupaten/kota di seluruh Indonesia juga memilki lambang (logo) yang menjadi salah satu dari identitas daerah tersebut. Lambang (logo) dari setiap kabupaten-kota sarat dengan nilai-nilai budaya yang menjadi sumber inspirasi, motivasi, ataupun sebagai dokumen dari sebuah peristiwa persejarah bagi daerah tersebut. Namun, berdasarkan pengamatan penulis makna dan nilai-nilai yang terkandung pada lambing setiap kabupaten-kota khususnya di Sulawesi-Selatan hanya dipahami oleh orang-orang tertentu pada generasi tua.

Sementara pada generasi muda hampir bias dipastikan bahwa mereka tidak tahu sama sekali. Padahal dari lambing tersebut sarat dengan nilai-nilai budaya; kerarifan lokal (local wisdom) yang dapat diterapkan dalam kehidupan kekinian sebagai filter di dalam menghadapi arus globasilasi. Selain itu, dengan memahami arti lambing daerah masing-masing mereka juga dapat memahami akar budaya sendiri, mencintai budaya sendiri, dan pada akhirnya akan merasa bangga terhadap hasil budayanya sendiri.

Dok. Pemkot
Dok. Pemkot

Arti/Makna Logo Kota Makassar:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun