Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan merupakan proses pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh dan mengembangkan budaya.Â
Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan timbal balik sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan.
Pendidikan berbasis budaya menjadi sebuah gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi segala tantangan kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat.Â
Selain itu pendidikan memberikan jawaban dan solusi atas penciptaan budaya yang didasari oleh kebutuhan masyarakat sesuai dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya.Â
Pendidikan sebagai transformasi budaya dapat dikatakan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Pendidikan justru mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk hari esok dan mentransformasikan nilai budaya sehingga dapat membentuk karakter.
Baca juga: Konsep Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Era Revolusi 4.0
Pendidikan tanpa nilai-nilai budaya bagaikan bertepuk sebelah tangan. Pendidikan tanpa orientasi nilai-nilai adalah omong kosong yang mustahil. Karena itulah, tak berlebihan apabila Ary H. Gunawan mendefinisikan pendidikan sebagai proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Gunawan, 2000).Â
Tindakan atau proses sosialisasi tanpa adanya 'bahan' yang akan disosialisasikan adalah mustahil. Dalam hal ini, nilai-nilai budaya dalam pengertiannya yang luas harus ada dalam proses pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai budaya.
Di samping itu, nilai penting pendidikan berbasis budaya adalah dapat diibaratkan sebagai tameng dan senjata bagi individu yang hidup di jaman informasi dan teknologi ini.Â
Dengan pendidikan berbasis budaya ini, individu maupun masyarakat dapat mengenal identitas budaya sendiri, sehingga selanjutnya dapat memetakan antara hal-hal baru yang boleh diterima dan harus ditolak.Â
Filterisasi kebudayaan semacam ini akan membantu pengembangan kebudayaan ke depan. Pengembangan kebudayaan harus melalui beberapa tahapan, mulai tahap kesadaran jati diri, filterisasi kebudayaan asing, dan asimilasi maupun akulturasi.Â