Mohon tunggu...
Muhammad Zainuddin Badollahi
Muhammad Zainuddin Badollahi Mohon Tunggu... Administrasi - Antropolog

Ethnograpy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agro-Ekowisata Berbasis Masyarakat

5 Maret 2019   19:46 Diperbarui: 6 Maret 2019   05:48 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergulirnya wacana tentang pembangunan berkelanjutan  (sustainable development) yang menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi hak generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya, diadopsi dalam kepariwisataan dalam pengertian sustainable touris development. Arus global kepariwisataan pun berubah seiring makin signifikasinnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara asal wisatawan, terutama Eropa -- Amerika. 

Di negara-negara ini, segmen pasar wisata semakin besar dengan eksploitasi yang lebih besar pula untuk melakukan perjalanan wisata yang lebih berkualitas. Kondisi ini menyebabkan makin tingginya permintaan perjalanan wisata dalam bentuk wisata minat khusus (special interest tourism). 

Peluang pengembangan agro ekowisata di negara sedang berkembang, disebabkan karena adanya kecenderungan wisatawan mancanegara untuk memenuhi kebutuhan meraka, seperti mencari gambaran baru tantang sisi lain kehidupan yang mereka  tak dapatkan di negara-negara asalnya. 

Karena itu pula, daya tatik agro ekowisata tidak semata-mata terletak pada dominasi lingkungan alam, tetapi juga pada dimensi budaya lokal. Baik dalam bentuk keunikan tradisi seni pertunjukan, peninggalan sejarah maupun hasil-hasil budaya berupa karya atau produk lokal yang dianggap menarik oleh wisatawan.

Pengembangan agro ekowisata menjadi penting-penting tidak, karena tiga hal, yaitu (1) Merupakan bentuk tanggung jawab terhadap keutuhan ekosistem, (2) Pelestarian dan penghargaan terhadap budaya lokal, serta (3) Sebagai salah satu alternatif upaya diversifikasi perekonomian daerah. 

Tiga faktor di atas, sesunggunya mereflesikan komitmen pembangunan wilayah terpadu dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Apalagi saat ini, terjadi pergeseran pasar wisata, dimana motif, minat, selera dan tentunya wisatawan terus bertambah. Hal ini kemudian perlu direparasi dengan melakukan pengembangan agro ekowisata. 

Dewasa ini sektor pariwisata menjadi salah satu penggerak utama (prime mover) dalam pembangunan nasional. Bahkan menurut World Tourism Organization (WTO), masa depan industri pariwisata sebagai industri perjalanan (travel industry), memiliki prosfek yang amat cerah. 

Dengan demikian pada abad 20 ini, di sadari atau tidak kepariwisataan dunia, telah menjelma sebagai mega industri. Masalahnya kemudian, bagaimana industri periwisata ini, juga menjadi peluang ekonomi masyarakat lokal dalam upaya meningkatkan taraf hidupnya. Dalam hal ini, perlu mengupayakan bentuk-bentuk wisata yang secara langsung maupun tidak langsung melibatkan masyarakat lokal.

Agro ekowisata dilatarbelakangi oleh kesadaran atau tanggung jawab atas kawasan yang dikunjungi dalam melakukan kegiatan wisata. Karena itu, agro ekowisata dapat pula disebut kegiatan wisata yang bertanggung jawab (responsible tourism) dan wisata alternatif(alternative tourism). 

Agrowisata merupakan bentuk wisata yang lebih menonjolkan potensi lahan pertanian, baik pertanian tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman perkebunan, perikana maupun peternakan yang dikelola sedemikan rupa sehingga meiliki daya tarik sebagai obyek wisata. 

Keunggulan agrowisata dalam menarik wisatawan terletak pada keasrian, keindahan dan kesejukan udara dengan kepuasan secara langsung yang dialami oleh wisatawan dalam menikmati hasil-hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan, baik yang dikonsumsi oleh-oleh pulang dari desa agrowisata.

Agrowisata juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan. Hal ini dimungkinkan karena dikawasan agrowisata perkebunan, prikanan, maupun peternakan telah dikelola secara baik dan bahkan professional sehingga memungkinkan wisatawan dapat belajar banyak dari kegiatan pengelolaan tersebut. 

Di samping itu, di desa agrowisata juga terdapat beberapa macam tanaman lainnya, jenis ternak maupun jenis ikan yang terpelihara, menjadikan kawasan agrowisata sebagai sebuah labolatorium, dimana para siswa dan mahasiswa dapat mempelajari banyak hal berkenaan dengan dunia pertanian, termasuk perikanan dan peternakan. 

Daya tarik agrowisata juga terletak pada ekosistem pedesaanya yang asri dengan udaranya yang sejuk, sehingga sebuah kawasan agrowisata memberikan suasana damai yang tentu menjadi dambaan  orang-orang kota untuk melewatkan waktunya, setelah berhari-hari mengalami tekanan dalam kesibukan sehari-hari. Dengan demikian, melakukan kunjungan ke kawasan agrowisata, pengunjung dapat memperoleh sensasi baru maupun pengalaman baru yang memungkinkan wisatawan menjadi bugar dan segar. 

Agrowisata akan lebih menarikseandainya di kawasan tersebut terdapat obyek-obyek bersejarah, tempat-tempat olahraga atau atraksi budaya lokal maupun perkampungan-perkampungan penduduk desa yang memiliki kebiasaan atau tradisi yang eksotis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun