Mohon tunggu...
myusuf298
myusuf298 Mohon Tunggu... Administrasi - semangat berbagi

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang UKM Bidang Seluler 2011

11 Januari 2011   04:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:44 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumlah konter atau pedagang pulsa diperkirakan mencapai 400 ribu di seluruh nusantara. Dipastikan jumlah ini akan terus bertambah. Pasalnya, hanya bermodal 100 ribu perak plus ponsel butut sudah bisa menjadi pedagang pulsa. Karena jumlah pemain yang kelewat banyak, sesungguhnya bisnis ini sudah tidak menarik lagi. pada tahun 2006 lalu padagang pulsa dapat mengambil untung di atas seribu perak untuk setiap transaksi. Dengan rata-rata 150 transaksi sehari maka pedagang menikmati untung kotor 150 ribu atau 4.5 juta sebulan. Jika dikurangi sewa konter 750, karyawan 750 ribu dan operasional 500, maka pedagang masih mengantongi untung bersih 2.5 juta, lumayan! Kondisi saat ini sudah jauh berbeda, transaksi sehari hanya kisaran 75 kali, mengambil untung 500 perak pun susah. Jadi, jika tempatnya sewa dan harus bayar karyawan, nampaknya konter pulsa tidak bisa lagi memberi keuntungan bagi pedagang.

Memang omset pulsa secara nasional masih tumbuh seiring dengan tren mobile internet yang akan mewabah tahun ini, namun pertumbuhan pedagang jauh lebih cepat. Dengan kondisi demikian, bagi para pedagang pulsa, anda harus berani berubah. Tambahkan barang dagangan lain untuk menopang toko anda. Anda bisa coba jual asesoris, handphone atau bahkan smartphone, atau bisa juga barang lain yang tidak terkait bidang seluler. Yang pasti jangan hanya mengandalkan pulsa!

 

Warnet dan Wartel

Jika anda punya warnet, sebaiknya anda waspada. Perkembangan Wimax, LTE dan hotspot DSL yang semakin luas serta smartphone yang semakin murah, membuat ruang gerak warnet semakin terbatas. Anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri jika warnet mulai sepi, karena pelanggan punya banyak pilihan untuk nge-Net, wajar kalau mereka meninggalkan warnet anda. Peluang warnet yang masih tersisa adalah game online. Maka fokuskan warnet anda untuk segmen penggila game online. Jika anda kesulitan, sebaiknya anda segera melakukan diversifikasi usaha. Tentu anda harus siap jika sejarah warnet akan mengikuti pendahulunya, yaitu wartel yang nyaris wafat.

Jumlah wartel di Indonesia lebih dari 120 ribu, namun saat ini yang masih bertahan tidak lebih dari 10 ribu. Mereka yang masih bertahan umumnya adalah wartel dalam komunitas seperti kampus, pondok pesantren, asrama TKI, lembaga pemasyarakatan dan desa terpencil yang biasanya menggunakan wartel satelit. Banyak pengusaha wartel yang terus mengeluh karena wartelnya sepi, dan mereka terus mencari cara untuk meramaikannya kembali. Usaha mereka tidak sepenuhnya salah, namun sebaiknya mereka realistis, bahwa dunia telekomunikasi bergerak sangat cepat. Banyak yang sudah obsolete di industri ini, seperti teknologi AMPS, Pager, dan banyak lagi. Demikian juga dengan wartel dan warnet, bisnis ini bisa saja segera obsolete. Aksi yang bijak adalah segera bergerak ke bisnis lain yang menjadi minat pelanggan di sekitar anda ( http://myusuf298.com )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun