Mohon tunggu...
myusuf298
myusuf298 Mohon Tunggu... Administrasi - semangat berbagi

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang UKM Bidang Seluler 2011

11 Januari 2011   04:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:44 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bisnis di bidang seluler memang cukup menjanjikan. Total omset operator tahun 2010 berkisar 95 triliun, sedangkan omset gadget berkisar 25 triliun, jadi nilai pasar industri ini lebih dari 120 triliun rupiah. Dengan asumsi pertumbuhan tahun ini sebesar 11 persen, maka nilai pasarnya menjadi sekitar 133.2 triliun. Dengan nilai sebesar ini, banyak peluang yang bisa digarap, namun kita wajib waspada, karena bisnis ini berubah sangat cepat dan kita bisa segera obsolete di dalamnya.

Selain omset yang cukup besar, industri ini juga sedang mengalami perubahan yang luar biasa. Tahun ini operator sedang menyiapkan jaringan baru generasi keempat, yang mampu mendukung transfer data sampai 100 Mbps, yaitu teknologi Wimax dan LTE. Operator juga memperkenalkan banyak layanan baru seperti mobile advertising, remittance, e-money, aplication store, musik full-track bahkan label.

Pasar gadget lebih seru lagi. Kita saksikan bagaimana iPad mania begitu mewabah dan menjadi tren baru. Apple telah melaporkan penjualan iPad global di atas 7 juta, sedangkan Samsung Galaxy Tab di atas 1 juta. Bulan ini telah muncul banyak pendatang baru melengkapi kehadiran iPad dan Galaxy Tab seperti Motorolla Xoom, Asus EeePad, Dell Streak, LePad, HTC Scribe, Playbook, bahkan Axioo Picopad, dan lainnya. Pameran CES di Las Vegas minggu lalu mencatat lebih dari 80 merk tablet yang diperkenalkan.

Selain tablet, gadget yang bakal seru adalah smartphone dan TV internet. Untuk smartphone, trennya sudah kita lihat di tahun 2010, dan tentunya tahun 2011 akan terus membesar. Smartphone 2011 nampaknya akan dilengkapi dengan teknologi terbaru seperti HSPA Advance, Wimax atau LTE. Kompetisi keras akan terjadi pada sisi operating system, kemudahan koneksi internet, kelengkapan aplikasi office dan antarmuka pengguna. Sedangkan TV internet dipastikan akan mulai muncul tahun ini. Telkom sudah merencanakan produk ini cukup lama, demikian juga dengan Google yang menggandeng Toshiba dan beberapa produsen televisi global lain, telah beberapa kali melakukan penundaan peluncuran.

 

Peluang UKM

Sebagai pelaku usaha kecil menengah, peluang dan tantangan apa yang bisa kita nikmati di industri ini yang begitu menggairahkan. Mari kita bahas satu per satu.

 

Gadget dan Tablet

Bisnis ini sangat menarik, apalagi di tahun 2011. Harga smartphone dan tablet akan semakin murah sehingga lebih banyak orang bisa membelinya. Jika dulu smartphone dipajang dengan bandrol jutaan, tahun 2011 pasti akan muncul smartphone dengan harga ratusan ribu. Demikian juga dengan tablet yang saat ini masih di atas 6 jutaan, dalam waktu dekat kita bisa membelinya dengan anggaran 3 jutaan, meskipun dengan kualitas yang agak miring. Gebrakan pertama sudah dilempar Axioo Picopad minggu ini dengan bandrol 3.9 juta.

Anda tidak perlu kawatir dengan prospek bisnis ini. Secara global iSupply memperkirakan omset ponsel mencapai US$271 miliar dengan lebih dari 1.29 miliar unit. Sementara di Indonesia omsetnya lebih dari Rp. 27 triliun dengan lebih dari 36 juta unit. Kontribusi terbesar masih tetap ponsel 2G/3G dengan harga terjangkau, sedangkan smartphone baru berkontribusi sekitar 12 persen, namun kenaikannya dari waktu ke waktu terus meningkat tajam.

Memang saat ini pedagang ponsel berbeda dengan pedagang komputer. Namun pada beberapa tahun mendatang, nampaknya dua industri ini akan cenderung menyatu. Dengan demikian ada baiknya anda melengkapi dagangan dengan komputer model tertentu. Tentu lebih bagus lagi jika anda berani coba menjual TV internet. Karena produk ini akan semakin menyatu dengan komputer dan bakal menjadi wabah baru yang luar biasa.

Loket dan Agen Pembayaran

Seperti disebut di atas, tahun ini operator mulai gencar menjual layanan mobile advertising, e-money, remittance dan seterusnya. Operator pasti membutuhkan jaringan toko seluas mungkin sebagai titik penjualan, pelayanan dan pembayaran. Bisnis ini memang baru saja muncul, namun prospeknya luar biasa. Anda bisa segera setup toko untuk didaftarkan sebagai loket untuk pelayanan dan pembayaran remittance, agen mobile-ad, agen iklan digital, transaksi e-money, pembayaran tagihan bulanan dan sejenisnya.

Pengalaman bisnis remittance MPesa di Kenya sangat menggembirakan. Dalam waktu tiga tahun telah mengumpulkan 9.5 juta pelanggan dengan transaksi 2 juta per hari. Kenya patut dijadikan benchmark, karena profilnya yang mirip Indonesia. Indonesia mempunyai penduduk 236.7 juta, hampir separonya berada di pedesaan. Jumlah pemegang ponsel 190 juta, atau sekitar 80 persen dari populasi, sedangkan pemegang rekening bank masih dibawah 50 juta. GDP baru saja menembus US$4.000.

Mobile advertising di Amerika telah mampu meraup pendapatan di 2010 sebesar US$ 743 juta dan diperkirakan tahun ini mencapai US$ 1 miliar. E-marketer memperkirakan pasar mobile advertising global tahun tahun ini mencapai US$ 11.5 miliar. Yang cukup mengagetkan, bahwa porsi Indonesia mencapai 22.4 persen, nomor dua di bawah Amerika.

 

Pembuatan Aplikasi dan Game

Smartphone kini menjadi perangkat yang mirip komputer, bisa melakukan segala hal. Karenanya smartphone membutuhkan berbagai aplikasi yang membuatnya lebih powerful. Apple telah mengoleksi lebih dari 300 ribu aplikasi, Telkomsel AppZone juga telah menyediakan lebih dari 2 ribu.Nokia klaim tokonya telah didownload lebih dari 3 juta setiap hari.

Singkatnya, perkembangan aplikasi ponsel terbuka sangat luas, bahkan lebih luas dari aplikasi komputer. Maka bagi anda yang kompeten, inilah saatnya anda terjun menekuninya. Namun tentu saja bisnis ini berbeda dengan bisnis sebelumnya yang bersifat trading, bisnis ini relatif lebih sulit. Anda harus memiliki tim pengembang aplikasi yang kuat dan yang lebih penting adalah kreatif.

 

Konter Pulsa

Jumlah konter atau pedagang pulsa diperkirakan mencapai 400 ribu di seluruh nusantara. Dipastikan jumlah ini akan terus bertambah. Pasalnya, hanya bermodal 100 ribu perak plus ponsel butut sudah bisa menjadi pedagang pulsa. Karena jumlah pemain yang kelewat banyak, sesungguhnya bisnis ini sudah tidak menarik lagi. pada tahun 2006 lalu padagang pulsa dapat mengambil untung di atas seribu perak untuk setiap transaksi. Dengan rata-rata 150 transaksi sehari maka pedagang menikmati untung kotor 150 ribu atau 4.5 juta sebulan. Jika dikurangi sewa konter 750, karyawan 750 ribu dan operasional 500, maka pedagang masih mengantongi untung bersih 2.5 juta, lumayan! Kondisi saat ini sudah jauh berbeda, transaksi sehari hanya kisaran 75 kali, mengambil untung 500 perak pun susah. Jadi, jika tempatnya sewa dan harus bayar karyawan, nampaknya konter pulsa tidak bisa lagi memberi keuntungan bagi pedagang.

Memang omset pulsa secara nasional masih tumbuh seiring dengan tren mobile internet yang akan mewabah tahun ini, namun pertumbuhan pedagang jauh lebih cepat. Dengan kondisi demikian, bagi para pedagang pulsa, anda harus berani berubah. Tambahkan barang dagangan lain untuk menopang toko anda. Anda bisa coba jual asesoris, handphone atau bahkan smartphone, atau bisa juga barang lain yang tidak terkait bidang seluler. Yang pasti jangan hanya mengandalkan pulsa!

 

Warnet dan Wartel

Jika anda punya warnet, sebaiknya anda waspada. Perkembangan Wimax, LTE dan hotspot DSL yang semakin luas serta smartphone yang semakin murah, membuat ruang gerak warnet semakin terbatas. Anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri jika warnet mulai sepi, karena pelanggan punya banyak pilihan untuk nge-Net, wajar kalau mereka meninggalkan warnet anda. Peluang warnet yang masih tersisa adalah game online. Maka fokuskan warnet anda untuk segmen penggila game online. Jika anda kesulitan, sebaiknya anda segera melakukan diversifikasi usaha. Tentu anda harus siap jika sejarah warnet akan mengikuti pendahulunya, yaitu wartel yang nyaris wafat.

Jumlah wartel di Indonesia lebih dari 120 ribu, namun saat ini yang masih bertahan tidak lebih dari 10 ribu. Mereka yang masih bertahan umumnya adalah wartel dalam komunitas seperti kampus, pondok pesantren, asrama TKI, lembaga pemasyarakatan dan desa terpencil yang biasanya menggunakan wartel satelit. Banyak pengusaha wartel yang terus mengeluh karena wartelnya sepi, dan mereka terus mencari cara untuk meramaikannya kembali. Usaha mereka tidak sepenuhnya salah, namun sebaiknya mereka realistis, bahwa dunia telekomunikasi bergerak sangat cepat. Banyak yang sudah obsolete di industri ini, seperti teknologi AMPS, Pager, dan banyak lagi. Demikian juga dengan wartel dan warnet, bisnis ini bisa saja segera obsolete. Aksi yang bijak adalah segera bergerak ke bisnis lain yang menjadi minat pelanggan di sekitar anda ( http://myusuf298.com )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun