Sebuah atsar yang bersumber dari Sayyidina Abbas menceritakan bahwa ketika para sahabat sedang melakukan perjalanan bersama Sayyidina Umar bin Khattab, tiba-tiba guruh, petir, dan hawa dingin datang. Sahabat Ka’ab lalu menyarankan kepada para Sahabat untuk membaca doa tersebut sebanyak tiga kali, supaya diberi keselamatan. Para sahabatpun melakukannya dan bi ‘aunillah mereka diberi keselamatan.
2. Ketika hujan turun, terdapat beberapa riwayat doa. Adapun doa yang paling simpel adalah doa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sayyidatina ‘Aisyah :
للَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Artinya :
“Ya Allah, curahkanlah air hujan yang bermanfaat”
Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa doa tersebut bisa dibaca sebanyak dua sampai tiga kali.
3. Ketika hujan turun dengan lebat dan kuatir dapat menimbulkan bahaya, seperti banjir, longsor; atau dapat mengganggu acara penting seperti pernikahan, haul; atau dapat mengganggu aktivitas ekonomi, kita diajarkan untuk berdoa sebagaimana riwayat Imam Bukhari-Muslim:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَر
Artinya :
“Ya Allah, turunkan hujan ini di sekitar kami, jangan tepat di atas kami. Ya Allah curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.
Doa yg diajarkan Nabi ini mengandung beberapa hikmah, yakni Rasulullah Muhammad tidak meminta hujan dihentikan secara mutlak, hanya dialihkan ke tempat yang lain. Selain itu, disunnahkan untuk berdoa agar hujan dialihkan dari tempat-tempat yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya.