Akhirnya kita sampai juga di dalam kawah ijen. Tak banyak yang bisa kami lihat selama perjalanan menuruni kawah karena keadaan cukup gelap. Hanya terdengar teriakan-teriakan dan nyanyian sahut menyahut yang dilakukan oleh para penambang untuk mengusir sepi. Serta lampu-lampu temaram sekedarnya hanya untuk dapat melihat jalan setapak yang tidak beraturan.
Akhirnya kami benar-benar sampai di dasar kawah gunung Ijen. Banyak cahaya biru yang tampak menyala, diselingi lalu lalang penambang mengangkut muatan sulfurnya. Sebuah gubuk kecil tampaknya sangat menggoda istri dan teman wanita saya untuk beristirahat di dalamnya, sedangkan yang pria sibuk berkeliling mencari tahu apa yang orang-orang di sini kerjaan.
Takjub dan terperangah saya dengan apa yang saat itu Ijen perlihatkan kepada saya. Kilauan ribuan bintang benar-benar seperti sesuatu yang saya lihat di dongeng, muncul di hadapan saya. Tak lupa kilauan lampu proyek dan nyala api sulfur benar-benar membuat saya takjub keindahaan saat itu
Lama saya terpukau menikmati suguhan alam ini. Lanjut saya berjalan di sekitar area tambang.
Sang penunjuk jalan memperlihatkan bagaimana belerang muncul dari permukaan tanah yang kemudian mengering dan siap untuk diambil. Asap pekat berbau tajam sangat menusuk pernafasan. Tak heran banyak penambang menggunakan masker atau kain seadanya untuk bisa menembus pekatnya asap sulfur. Maka tak heran sangat disarankan para pengunjung membawa kain penutup mulut atau masker yang dibasahi untuk membantu debu sulfur tidak masuk ke pernafasan.
Seorang penambang tampak duduk sendiri sambil sibuk dengan sesuatu. Selesai menjawab sapaan saya, sang bapak pelan-pelan membuka bungkusan nasinya. Tahu, tempe, sedikit sayur dan nasi jagung isinya. Tak banyak percakapan yang terjadi karena saya tak ingin menganggu si bapak menikmati rejeki kecilnya. Pemandangan yang sangat mengharukan hadir dihadapan saya... sedih dan iba bercampur rasa mengagumi kegigihannya menghadapi cobaan hidup di negara yang katanya sudah merdeka ini
Tak terasa, pagi hampir tiba. Lembayung semburatkan warnanya ke angkasa.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H