Mohon tunggu...
Yohanes Patrio
Yohanes Patrio Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Biasa

Pria Juga Boleh Bercerita. Pegiat Filsafat, Sastra dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Siapa Nendong dalam Lagu Manggarai "Oe Nendong"?

6 April 2024   01:10 Diperbarui: 6 April 2024   01:39 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Lemas adalah tokoh afeksi ( based on my pov) yang digunakan pengarang untuk menggambarkan dirinya sendiri yang memang, beliau adalah seorang dengan keterbatasan fisik ( tidak bisa melihat).

Pengarang seolah pasrah pada kenyataan bahwa gadis yang dicintainya mungkin akan menolaknya karena keterbatasan fisik yang dimilikinya.

Lewat bait ini, pengarang juga sebenarnya ingin menyampaikan  pesan agar kita lebih mengenali diri sendiri dan menerima kelebihan serta kekurangan yang dimiliki. Juga, untuk mencintai dengan tulus tanpa memandang rupa.

Pada akhirnya, mungkin kita akan sama - sama sepakat bahwa, Nendong itu adalah kita, yang diingatkan oleh pengarang untuk menghargai adat, budaya, dan menjadi pribadi bertanggung jawab, mencintai dengan tulus, serta mampu menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Sebagai pelengkap  dalam memahami makana dan pesan  dalam lagu Manggarai "Oe Nendong" dan pengaruh seni musik pada kehidupan, penting bagi kita untuk mengakui bahwa seni musik memang memiliki kekuatan yang mendalam untuk menginspirasi dan menyatukan masyarakat.

Sebagaimana  yang diungkapkan Friedrich Nietzsche, seorang filsuf terkenal yang mengakui peran sentral seni musik dalam kehidupan manusia , bahwa tanpa musik, hidup ini akan menjadi kesalahan.

Ungkapan ini mencerminkan keindahan dan keharusan seni musik dalam membawa warna pada setiap tahap kehidupan, menciptakan pengalaman yang mendalam dan universal bagi pendengarnya. Oleh karena itu, keseluruhan warisan musik, termasuk lagu "Oe Nendong", tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga sumber inspirasi yang abadi untuk meresapi keindahan dan makna dalam kehidupan sehari-hari.

Big Respect to Amang Makarius Arus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun