Tentu saja lagu ini sangat terkait dengan pikiran dan perasaan sang pengarang sendiri. Â Oleh karena itu, cukup sulit untuk memastikan sepenuhnya pesan dan makna yang ingin disampaikan.
Namun, kita akan mencoba memahami maksud dari setiap bait dalam liriknya.
* "Oe e Nendong... De ngo'o  keta taung Nendong e ata dian.
   Rame tapa tete sale Leleng, e Leleng    lelo diang cesua".
Dalam bait ini, Nendong itu adalah kita ( pendengar , masyarakat Manggarai). Disini, pengarang memberikan nasihat dan saran bahwa kita sebagai manusia sebaiknya mengikuti ajaran ini ( terkait dengan adat dan budaya Manggarai). Atau kira - kira pengarang ingin menekankan bagi kita bahwa beginilah sebaiknya kita sebagai manusia. Ini bisa kita lihat dalam bait selanjutnya.
   " Neka emong keta tawa HAHA agu anak data....
(Jangan dengan enteng tertawa haha dengan anak ( gadis orang)
  Asa kaba ulu paca o jangka koe! ".
(Sudakah memiliki hewan peliharaan, kerbau atau sapi?).
Fyi aja, dalam adat dan budaya Manggarai, ada yang namanya belis. Singkatnya, belis ini perlu disiapkan oleh seorang pria yang mau menkikah. Zaman dulu, hewan peliharaan seperti kerbau atau sapi lazim digunakan untuk menggantikan uang sebagai belis.
Ini juga dipertegas dalam bait yang lain.
"Neka emong keta awit agu anak dami
Asa japj reme kawing o jangka koe".
Kurang lebih, artinya seperti pada bait sebelumnya. Hanya saja disini  pengarang lebih serius ( Japi reme kawing). Japi reme kawing berarti  sapi yang akan beranak karena sedang kawin. Mau menekankan bahwa belis itu tidak murah. Jadi harus benar benar disiapkan secara serius.
Bagimana dengan Lemas pada bait yang lain?
"Eme nuk naram weta ge ta lako cama weta ge
Ole Lemas e Lemas e sale wae yo.
Ole Lemas e Lemas e sale wae yo Lemas e ei yo ta lako cama diang ge".