Mohon tunggu...
Myrna Vergiana
Myrna Vergiana Mohon Tunggu... Administrasi - Tangerang, Banten

Fun Fearless Female who loves travelling, listening music, dancing n reading magazine. Having Economic/Accounting background and currently working for European Union Humanitarian Aid Dept consider that writing is a passion even not doing it very often. It is the way you can express the feeling,what you have in mind and at the end to share....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Welcome back America!.. Pilpres AS Rasa Indonesia

9 November 2020   12:00 Diperbarui: 9 November 2020   19:02 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan dengan 284 electoral votes yang diraih pasangan Biden-Harris bukanlah sebuah jalan mulus. Masing-masing kubu mengirimkan tim khusus untuk memantau perhitungan suara terutama di negara-negara bagian tertentu untuk memastikan tidak terjadi kecurangan. 

Georgia harus melakukan hitung ulang akibat selisih yang begitu tipis antara perolehan Biden vs Trump menyusul negara bagian ini dikenal sebagai kantong suara partai Republik. 

Nevada dianggap lambat dalam melalukan perhitungan suara, namun walikota daerah tersebut menegaskan akurasi jauh lebih penting dari sekedar kecepatan.

Aturan yang berbeda di masing-masing negara bagian dalam proses perhitungan suara membuat proses pengumpulan suara agak tersendat, contohnya di Pennsilvania yang menjadi negara bagian penentu kemenangan Biden. 

Aturan yg mengharuskan perhitungan suara hanya dapat dilakukan setelah pos pemilihan tutup termasuk suara utk early vote (dikirim melalui pos) membuat tim pemungutan suara sempat kewalahan dibuatnya.

Disisi lain ada anggapan yang mengatakan jika menang di negara-negara bagian yang dikenal sebagai battle ground seperti di Texas, Florida, Wisconsin dan sebagainya bisa dipastikan capres tersebut akan memenangkan pemilu.

Meski Biden-Harris telah dibanjiri ucapan selamat dari para pemimpin negara-negara di dunia, namun kubu yang berseberangan menampakkan ketidakpuasan atas hasil pilpres. 

Gugatan akan dilayangkan terutama untuk proses pemilihan via pos yang di claim sebagai kambing hitam kecurangan . 'It’s time for Democrate and they (Trump’s supporters) should be aware of what happened'  demikian tanggapan seorang pengamat politik atas ketidakpuasan kubu Trump. 

Para politisi dalam kontestasi politiknya acapkali mengclaim dirinya sebagai 'the chosen one’ timpal pengamat lainnya. Lucunya dengan tiba-tiba saya teringat akan pesta demokrasi di negeri sendiri pada 2019 lalu. 

Tidak kah kita mengalami hal yang kurang lebih sama ?  tatkala salah satu calon tidak bisa menerima kemenangan telak dari presiden petahana yang menjabat sampai saat ini. 

Atau mungkin kita masih familiar dengan olok-olok negara 'kertanegara' ? kini hal yang sama terjadi di negara nun jauh disana. Perhitungan suara belum berakhir namun presiden petahana telah mengclaim kemenangan dengan mengatakan ‘ we’re ready for big celebration’ kalau bahasa sekarang mungkin bisa dikatakan halu kali ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun