Perencanaan kelayakan bisnis stevia yang sudah diolah dari hulu ke hilir telah dibuat untuk memberikan gambaran konkret akan peluang bisnis yang dimaksud secara kuantitatif.Â
Pertama, untuk memulai bisnis budidaya serta pengolahan stevia ini dibutuhkan dana sebesar Rp 7,986,242,770 yang terdiri dari Rp 5,380,775,000 untuk melakukan pengolahan tanah, penanaman bibit, menjalankan proses penanaman langsung, pembangunan pabrik, pembangunan kantor, biaya legalitas sebagai modal awal dan Rp 2,605,467,770 sebagai modal kerja yang digunakan untuk biaya tenaga kerja langsung, biaya administrasi, biaya overhead, pembelian bibit stevia, produk sampel stevia dan penyewaan kantor di tahun 0.Â
Dengan jumlah kebutuhan dana tersebut, diperkirakan pada tahun pertama sendiri, akan mampu memproduksi sebesar 9908 kg per tahun dalam bentuk bubuk, 9908 kg per tahun dalam bentuk tablet, dan 2444 kg per tahun dalam bentuk cair, yang terus meningkat 15 % per tahun seiring dengan peningkatan keuntungan setiap tahunnya.Â
Kedua, dilihat dari perhitungan bisnis meliputi jumlah biaya yang perlu dikeluarkan, tren harga di pasar, jumlah pendapatan yang diproyeksikan didapat dalam kurun waktu lima tahun kedepan, bisnis budidaya serta pemanis alami siap konsumsi dari stevia mampu menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar Rp 16,545,913,872 dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 47.44 %.Â
Dengan penggunaan Discount Factor (DF) senilai 22 %, rencana bisnis pemanis alami stevia ini akan menghasilkan Payback period dalam jangka waktu 3 tahun dan memiliki Profitability Index (PI) senilai 2,1  menunjukkan bahwa rencana bisnis pemanis alami stevia ini laik direalisasikan serta berpotensi dapat meningkatkan ekspor gula sub-kategori gula lain, dan mengurangi kebutuhan impor gula tebu yang berlebih di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H