Mohon tunggu...
Rr.Isyamirahim
Rr.Isyamirahim Mohon Tunggu... Penulis - Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Guru sejak 2011 Penulis sejak 2022

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surga Untuk Tuan Putri

9 Mei 2023   07:33 Diperbarui: 9 Mei 2023   07:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debaran jantung yang semakin tak berirama

Senyum bercampur lebur dengan tetesan air mata

Gaun sakral berhiaskan gemerlap harapan

Cincin yang melingkar sebagai pengingat

Berjanji sehidup semati, tanpa ada orang ketiga

Surga untuk tuan putri, katanya seperti itu

Namun setelah tiga puluh hari tinggal di kapal yang sama

Sang nahkoda perlahan menenggelamkan kapalnya

Perlahan demi perlahan, kapal akan karam

Malaikat dengan wajah kelelahan, hanya bisa diam membisu

Ia terus berusaha mengabdi, tanpa henti

Surga untuk tuan putri, katanya seperti itu

Hanyalah janji palsu, yang sering dilontarkan bagi para pemuja sesaat

Namun, gadis yang rela meninggalkan keluarganya tiga puluh hari yang lalu

Masih berharap, ia tetap menjadi tuan putri, tidak hanya dalam satu hari saja

Diam-diam ia selalu berbisik pada semesta

Agar hari-harinya tidak selalu seperti di neraka

Jakarta, Kamis 4 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun