Debaran jantung yang semakin tak berirama
Senyum bercampur lebur dengan tetesan air mata
Gaun sakral berhiaskan gemerlap harapan
Cincin yang melingkar sebagai pengingat
Berjanji sehidup semati, tanpa ada orang ketiga
Surga untuk tuan putri, katanya seperti itu
Namun setelah tiga puluh hari tinggal di kapal yang sama
Sang nahkoda perlahan menenggelamkan kapalnya
Perlahan demi perlahan, kapal akan karam
Malaikat dengan wajah kelelahan, hanya bisa diam membisu
Ia terus berusaha mengabdi, tanpa henti
Surga untuk tuan putri, katanya seperti itu
Hanyalah janji palsu, yang sering dilontarkan bagi para pemuja sesaat
Namun, gadis yang rela meninggalkan keluarganya tiga puluh hari yang lalu
Masih berharap, ia tetap menjadi tuan putri, tidak hanya dalam satu hari saja
Diam-diam ia selalu berbisik pada semesta
Agar hari-harinya tidak selalu seperti di neraka
Jakarta, Kamis 4 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H