Mohon tunggu...
MyPresident
MyPresident Mohon Tunggu... Relawan - Kolom Opini Rakyat

Rakyat Bersuara, Wakil Rakyat Melaksanakan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hasil Survei KPN, Pasangan Prabowo - Cak Imin Raih Peringkat Tertinggi

14 Desember 2022   17:24 Diperbarui: 14 Desember 2022   17:37 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Tim Media Prabowo

Menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024, banyak lembaga-lembaga survei yang melakukan penilaian terhadap berbagai calon-calon yang muncul ke publik. Penilaian lembaga survei ini bertujuan untuk melihat prosentase calon yang sangat dikehendaki oleh rakyat. 

Manuver lembaga-lembaga survei ini nampaknya menarik untuk menjadi bahan analisa kita dalam melihat calon-calon yang memang diinginkan oleh rakyat. Selain itu, kita juga bisa melihat sejauh mana partai politik melakukan pendekatan kepada rakyat. 

Kali ini, hasil survei dari Kajian Politik Nasional (KPN) mengungkapkan nama Prabowo Subianto masih tetap bertengger di atas. Prabowo Subianto mendapat 25,0 persen, kemudian disusul oleh  Ganjar Pranowo dengan torehan angka sebesar 23,0 persen, dan Anies Rasyid Baswedan dengan torehan angka 22,5 persen. 

Selanjutnya, di posisi keempat ada Agus Harimurto Yudhoyono (AHY) 3,5 persen dan disusul M Ridwan Kamil 2,2 persen. "Tiga nama (teratas) ini menjadi capres yang digadang-gadang oleh parpol dan relawan," kata Direktur Riset KPN, KRT Tamil Selvan dalam rilisannya bertema 'Potret Elektabilitas Parpol Dan Capres Setahun Menuju 2024,' dikutip dari Republika.co.id. 

Namun, ada hal menarik dalam survei yang dilakukan KPN kali ini. Lembaga ini mencoba melakukan survei dengan membuat simulasi pasangan capres dan cawapres. Simulasi pertama, nama-nama calon yang dipasang antara lain; Prabowo-Cak Imin, Ganjar Pranowo-Erick Thohir, dan Anies Baswedan-AHY. 

Hasilnya, Prabowo-Cak Imin meraih poin tertinggi dengan torehan angka sebesar 29,0 persen ketika disandingkan dengan Ganjar-Erick Thohir yang mendapat perolehan angka 27,5 persen dan Anies Baswedan-AHY sebesar 26,0 persen. 

Begitu pula dengan simulasi kedua, Prabowo-Cak Imin juga mendapat poin tertinggi ketika disandingkan dengan Ganjar-Airlangga Hartono. Prabowo-Cak Imin mendapat 29,2 persen dan Ganjar-Airlangga Hartono mendapat 26,5 persen, sementara pasangan Anies-AHY mendapat torehan angka 26,0 persen. Pun dengan simulasi ketiga, paslon usungan Gerindra-PKB ini tetap berada di atas. 

Selain itu, KPN juga merilis elektabilitas partai politik menjelang pilpres 2024. Dengan membuat sebuah pertanyaan "jika pemilihan legislatif dilakukan saat ini" maka respon masyarakat menjawab PDIP dengan 23,0 persen. Peringkat kedua diduduki Partai Gerindra 14,8 persen, disusul Golkar 11,0 persen. Selanjutnya ada PKB dengan 10,5 persen, Demokrat 7,0 persen, Nasdem 6,5 persen, dan PKS 5,0 persen.

Sedangkan elektabilitas calon wakil presiden nampaknya kurang diminati masyarakat. Pasalnya, hampir 44,1 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu."Yang menarik jumlah responden yang tak menjawab atau tidak tahu sebanyak 44,1 persen. Ini menggambarkan posisi wakil presiden tidak menarik di masyarakat," kata Tamil.

Sebuah analisa

Jika menggunakan data di atas, artinya ini menjadi angin segar bagi Gerindra dan PKB sebagai parpol yang membentuk koalisi bersama dengan sebutan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Keduanya, punya suara kuat sebagai satu kesatuan koalisi bersama. Tinggal bagaimana kedua partai itu, melakukan manuver  politiknya dengan mengajak partai-partai lain bergabung bersama mereka. 

Sementara itu, dalam pengamatan penulis, meskipun PDIP menjadi partai dengan elektabilitas yang tinggi dibandingkan dengan partai-partai lainnya. Namun, hubungan antara Ganjar dan PDIP yang kurang baik agaknya menjadi permasalahan tersendiri, terlebih jika PDIP bersikeras mengusung Puan Maharani sebagai calon presidennya. Hingga saat ini PDIP belum menunjukkan langkah selanjutnya untuk mengatasi problem tersebut. 

Hal ini juga menjadi pertanyaan, apakah PDIP kemungkinan akan melunak dan memilih Ganjar, serta mengorbankan Puan Maharani? Atau bersikeras berdiri sendiri dengan pendiriannya sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi? Sejauh ini, penulis belum melihat langkah apa yang akan diambil PDIP selanjutnya. 

Namun, seperti yang disampaikan oleh Direktur Riset KPN, KRT Tamil Selvan, bahwa dengan gimmick dan intrik, simulasi diatas bisa saja berubah-ubah. "Ini adalah komposisi persaingan ketat, angka-angka menunjukkan persaingan cukup tipis. Angka-angka itu cukup dinamis untuk berubah," katanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun